Australia Minta China Berbuat Lebih Banyak Soal Korut
A
A
A
CANBERA - Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop meminta China untuk berbuat lebih banyak untuk menghadapi ancaman program nuklir dan rudal Korea Utara (Korut). Bishop menyebut China memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap Korut.
Amerika Serikat (AS) dan Australia sama-sama menunjukkan ketidaksabaran yang semakin meningkat dengan China, sekutu utama Korut, dan Bishop mengatakan masih banyak lagi yang bisa dilakukan China.
"China adalah pendukung keuangan utama Korut, yang memiliki pengaruh lebih besar terhadap Korut daripada apa yang mereka sampaikan," kata Bishop dalam sebuah wawancara dengan media setempat.
"Hubungan ekspor dengan Korut, penyediaan pengiriman uang ke pekerja, arus investasi asing, arus teknologi, semuanya ada di tangan China," sambungnya, seperti dilansir Reuters pada Kamis (27/7).
Sementara itu, didorong oleh rasa frustrasi bahwa China belum berbuat lebih banyak untuk mengendalikan Korea Utara, Amerika Serikat dapat menjatuhkan sanksi baru kepada perusahaan China yang melakukan bisnis dengan Pyongyang.
China menolak kritik tersebut dan mendesak untuk menghentikan apa yang disebutnya "teori tanggung jawab China", dengan mengatakan semua pihak perlu menarik beban mereka.
Amerika Serikat (AS) dan Australia sama-sama menunjukkan ketidaksabaran yang semakin meningkat dengan China, sekutu utama Korut, dan Bishop mengatakan masih banyak lagi yang bisa dilakukan China.
"China adalah pendukung keuangan utama Korut, yang memiliki pengaruh lebih besar terhadap Korut daripada apa yang mereka sampaikan," kata Bishop dalam sebuah wawancara dengan media setempat.
"Hubungan ekspor dengan Korut, penyediaan pengiriman uang ke pekerja, arus investasi asing, arus teknologi, semuanya ada di tangan China," sambungnya, seperti dilansir Reuters pada Kamis (27/7).
Sementara itu, didorong oleh rasa frustrasi bahwa China belum berbuat lebih banyak untuk mengendalikan Korea Utara, Amerika Serikat dapat menjatuhkan sanksi baru kepada perusahaan China yang melakukan bisnis dengan Pyongyang.
China menolak kritik tersebut dan mendesak untuk menghentikan apa yang disebutnya "teori tanggung jawab China", dengan mengatakan semua pihak perlu menarik beban mereka.
(esn)