Warga China Ingin Rebut Kembali Mumi Biksu 1.000 Tahun dari Belanda

Minggu, 16 Juli 2017 - 02:24 WIB
Warga China Ingin Rebut...
Warga China Ingin Rebut Kembali Mumi Biksu 1.000 Tahun dari Belanda
A A A
Warga desa di China mengajukan tuntutan di pengadilan Belanda untuk mengambil kembali patung mumi biksu Buddha berusia 1.000 tahun yang berada di tangan kolektor seni Belanda. Patung mumi itu hilang dari desa di China karena dicuri pada tahun 1995.

Pertarungan hukum untuk merebut kembali patung itu melibatkan penduduk desa di Yangchun, China tenggara.

Penduduk desa mengatakan bahwa patung mumi biksu Buddha dalam posisi duduk bersila setinggi 1,2 meter yang dikenal sebagai Zhanggong Zushi itu, merupakan salah satu nenek moyang mereka. Mumi tersebut telah dikultuskan di Yangchun sejak Dinasti Song (960-1279).

Mumi yang telah diabadikan dalam bentuk patung sejatinya sudah lama “bersila” di sebuah kuil di desa tersebut selama seribu tahun. Namun, mumi tersebut dicuri 22 tahun silam.

Salah satu penduduk setempat mengenali patung itu setelah dipamerkan di sebuah pameran di Hungaria pada tahun 2015. Para penduduk desa kemudian mencoba merebutnya lagi dengan bantuan pemerintah China.

”Saya sangat yakin kami akan memenangkan kasus ini,” kata pengacara warga, Liu Yang, menjelang hari pertama sidang di pengadilan Amsterdam pada hari Jumat lalu.

”Patung itu milik penduduk desa, dan saya pikir pemilik asal Belanda harus bertindak dengan cara yang anggun untuk melepaskan dirinya dari situasi sulit,” lanjut dia kepada The Telegraph yang dilansir Minggu (16/7/2017).

Liu sebelumnya telah menangani serangkaian kasus untuk mengambil artefak China yang dicuri dari luar negeri.

Pemerintah Beijing juga memprioritaskan upaya pengembalian barang-barang kuno milik China yang dikuasai orang asing.

Media pemerintah China melaporkan, lebih dari 10 juta peninggalan budaya China belum dikembalikan.

Pada tahun 2013 miliarder Prancis, Francois-Henri Pinault, mengembalikan dua pancuran air mancur perunggu dari “Beijing's Old Summer Palace”, sebuah istana di Beijing.

Situs tersebut digeledah oleh tentara Inggris dan Prancis pada tahun 1860 selama Perang Opium Kedua, sebuah peristiwa yang di China dianggap sebagai penghinaan internasional.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6356 seconds (0.1#10.140)