Turki Larang Legislator Jerman Periksa Pangkalan Udara NATO
A
A
A
BERLIN - Turki telah menarik izin anggota parlemen Jerman untuk memeriksa pasukannya yang ditempatkan di sebuah pangkalan militer NATO di Konya di barat daya Turki. Langkah terakhir ini memicu kemarahan di Berlin dengan anggota parlemen menyarankan untuk menarik seluruh pasukan Jerman.
"Pihak berwenang Turki memberi tahu Kementerian Luar Negeri Jerman mengenai keputusannya untuk tidak mengizinkan pemeriksaan oleh anggota parlemen pada Kamis malam. Keputusan ini hanya beberapa hari jelang kunjungan yang dijadwalkan pada hari Senin minggu depan," kata Ketua komite pertahanan Parlemen Jerman, Wolfgang Hellmich, seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (15/7/2017).
Sebagai alasan pembatalan kunjungan tiba-tiba tersebut, Turki meminta agar perjalanan tersebut ditunda tanpa batas waktu. Pejabat Turki menyebut kondisi ini sebagai periode suram hubungan Ankara-Berlin.
Menolak tindakan penguasa Turki, Hellmich mengatakan bahwa dia tidak melihat adanya perbedaan antara kasus ini dan keputusan Ankara sebelumnya untuk memblokir akses ke pangkalan militer Angkatan Udara Turki di Incirlik. Tindakan ini menyebabkan relokasi tentara Jerman yang ditempatkan di sana ke Yordania.
"Saya melihat ini sebagai pola yang sama," kata anggota parlemen tersebut.
Ia pun menekankan bahwa hak anggota parlemen Jerman untuk mengunjungi pasukan di Turki harus tidak bersyarat dan tidak bergantung pada penilaian Turki terhadap hubungan bilateral antara negara-negara tersebut.
"Posisi kami sangat jelas: Kami membutuhkan hak dasar, dan tidak terbatas untuk mengunjungi," katanya, menambahkan bahwa karena fasilitas di Konya adalah sebuah pangkalan militer NATO, sikap tidak bersahabat Turki memang menjadi masalah bagi NATO.
Anggota parlemen lainnya menyuarakan keprihatinan serupa, mendesak kanselir untuk ikut campur dalam perselisihan tersebut. Jika Ankara tidak membalikkan keadaannya, Parlemen Jerman harus mempertimbangkan untuk menarik pasukan dari Konya juga.
"Di bawah kondisi tertentu saya tidak melihat adanya kemungkinan, jika situasi ini tidak berubah secara mendasar, kita dapat memperpanjang mandat untuk pasukan yang akan ditempatkan di Konya pada bulan November," kata Hellmich, meminta pemerintah Jerman untuk mengajukan banding NATO untuk menyelesaikan kebuntuan pada tingkat tertinggi.
Mengomentari permintaan Turki untuk menunda perjalanan delegasi parlemen, Kementerian Luar Negeri Jerman mengatakan pihaknya telah terlibat dalam perundingan intensif dengan NATO dan pihak-pihak lain untuk menetapkan tanggal baru sesegera mungkin.
Sementara itu, meski tidak ada kejelasan mengenai isu tersebut, Hellmich menyarankan agar pihak berwenang Jerman harus mulai mencari lokasi alternatif sesegera mungkin.
"Jika sikap Turki, sikap pemerintah Turki tidak berubah dan ini sekarang menyangkut semua fasilitas NATO, tapi terutama di Konya, maka saya tidak melihat bagaimana kita bisa tinggal di sana," katanya.
Jerman berada di tengah proses pengiriman 250 jet pribadi dan enam jet pengintai Tornado dari pangkalan udara Incirlik ke Yordania setelah berulang kali aksesnya ke pangkalan ditolak oleh Ankara. Penolakan terakhir tersebut terjadi pada bulan Mei, setelah Berlin menolak untuk mengekstradisi tersangka dalam upaya kudeta yang digagalkan ke Turki, yang telah mencari suaka di Jerman setelah kudeta tersebut. Sekitar 400 warga Turki mengajukan suaka di Jerman menyusul peristiwa 15 Juli tahun lalu.
Baca Juga: Jerman Mulai Tarik Militernya dari Pangkalan Udara Incirlik Turki
"Pihak berwenang Turki memberi tahu Kementerian Luar Negeri Jerman mengenai keputusannya untuk tidak mengizinkan pemeriksaan oleh anggota parlemen pada Kamis malam. Keputusan ini hanya beberapa hari jelang kunjungan yang dijadwalkan pada hari Senin minggu depan," kata Ketua komite pertahanan Parlemen Jerman, Wolfgang Hellmich, seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (15/7/2017).
Sebagai alasan pembatalan kunjungan tiba-tiba tersebut, Turki meminta agar perjalanan tersebut ditunda tanpa batas waktu. Pejabat Turki menyebut kondisi ini sebagai periode suram hubungan Ankara-Berlin.
Menolak tindakan penguasa Turki, Hellmich mengatakan bahwa dia tidak melihat adanya perbedaan antara kasus ini dan keputusan Ankara sebelumnya untuk memblokir akses ke pangkalan militer Angkatan Udara Turki di Incirlik. Tindakan ini menyebabkan relokasi tentara Jerman yang ditempatkan di sana ke Yordania.
"Saya melihat ini sebagai pola yang sama," kata anggota parlemen tersebut.
Ia pun menekankan bahwa hak anggota parlemen Jerman untuk mengunjungi pasukan di Turki harus tidak bersyarat dan tidak bergantung pada penilaian Turki terhadap hubungan bilateral antara negara-negara tersebut.
"Posisi kami sangat jelas: Kami membutuhkan hak dasar, dan tidak terbatas untuk mengunjungi," katanya, menambahkan bahwa karena fasilitas di Konya adalah sebuah pangkalan militer NATO, sikap tidak bersahabat Turki memang menjadi masalah bagi NATO.
Anggota parlemen lainnya menyuarakan keprihatinan serupa, mendesak kanselir untuk ikut campur dalam perselisihan tersebut. Jika Ankara tidak membalikkan keadaannya, Parlemen Jerman harus mempertimbangkan untuk menarik pasukan dari Konya juga.
"Di bawah kondisi tertentu saya tidak melihat adanya kemungkinan, jika situasi ini tidak berubah secara mendasar, kita dapat memperpanjang mandat untuk pasukan yang akan ditempatkan di Konya pada bulan November," kata Hellmich, meminta pemerintah Jerman untuk mengajukan banding NATO untuk menyelesaikan kebuntuan pada tingkat tertinggi.
Mengomentari permintaan Turki untuk menunda perjalanan delegasi parlemen, Kementerian Luar Negeri Jerman mengatakan pihaknya telah terlibat dalam perundingan intensif dengan NATO dan pihak-pihak lain untuk menetapkan tanggal baru sesegera mungkin.
Sementara itu, meski tidak ada kejelasan mengenai isu tersebut, Hellmich menyarankan agar pihak berwenang Jerman harus mulai mencari lokasi alternatif sesegera mungkin.
"Jika sikap Turki, sikap pemerintah Turki tidak berubah dan ini sekarang menyangkut semua fasilitas NATO, tapi terutama di Konya, maka saya tidak melihat bagaimana kita bisa tinggal di sana," katanya.
Jerman berada di tengah proses pengiriman 250 jet pribadi dan enam jet pengintai Tornado dari pangkalan udara Incirlik ke Yordania setelah berulang kali aksesnya ke pangkalan ditolak oleh Ankara. Penolakan terakhir tersebut terjadi pada bulan Mei, setelah Berlin menolak untuk mengekstradisi tersangka dalam upaya kudeta yang digagalkan ke Turki, yang telah mencari suaka di Jerman setelah kudeta tersebut. Sekitar 400 warga Turki mengajukan suaka di Jerman menyusul peristiwa 15 Juli tahun lalu.
Baca Juga: Jerman Mulai Tarik Militernya dari Pangkalan Udara Incirlik Turki
(ian)