Musuh Erdogan Bantah Bakal Kabur dari AS
A
A
A
WASHINGTON - Fethullah Gulen mengatakan ia tidak memiliki rencana untuk melarikan diri dari Amerika Serikat (AS) dan siap diekstradisi ke Turki. Pernyataan ini sekaligus membantah tuduhan pemerintah Turki yang menyatakan ia akan menyebrang ke Kanada untuk menghindari ekstradisi.
Gulen dituding menjadi otak di balik kudeta yang gagal di Turki setahun lalu.
"Rumor itu tidak benar sama sekali. Jika AS menganggap tepat untuk mengekstradisi saya, saya akan pergi," katanya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (12/7/2017).
Gulen berharap pemerintah Trump tidak mengizinkan ekstradisinya, terutama setelah pengunduran diri mantan penasihat keamanan nasional Michael Flynn. Flynn adalah sosok yang selama ini vokal mendukung ekstradisi Gulen.
Gulen mengatakan bahwa dia merasa "kasihan" pada Flynn. Kendati begitu, ia juga mengakui bahwa kepergian mantan pembantu Trump itu mungkin telah membantu kasusnya.
Dalam kesempatan itu, Gulen mengecam konsolidasi kekuasaan Erdogan dan perampasan media. Ia lantas membandingkan Erdogan dengan seorang diktator. Ia mendesak pemerintah Trump dan pemerintah Eropa untuk berbuat lebih banyak untuk mendorong pemulihan kebebasan politik di Turki.
"Jika Erdogan mendengar suara yang kuat dari AS atau Uni Eropa, Parlemen Eropa, Brussels, mengatakan: 'Apa yang Anda lakukan salah ... sistem peradilan Anda tidak berjalan,' maka mungkin dia akan berubah pikiran," kata Gulen.
Gulen lantas memuji oposisi politik di Turki dan menekankan bahwa setiap upaya baru untuk menghapus Erdogan harus melalui demonstrasi damai dan pemilihan, bukan cara yang tidak demokratis.
"Saya tidak pernah mendukung kudeta atau penggulingan," tegasnya.
Gulen dituding menjadi otak di balik kudeta yang gagal di Turki setahun lalu.
"Rumor itu tidak benar sama sekali. Jika AS menganggap tepat untuk mengekstradisi saya, saya akan pergi," katanya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (12/7/2017).
Gulen berharap pemerintah Trump tidak mengizinkan ekstradisinya, terutama setelah pengunduran diri mantan penasihat keamanan nasional Michael Flynn. Flynn adalah sosok yang selama ini vokal mendukung ekstradisi Gulen.
Gulen mengatakan bahwa dia merasa "kasihan" pada Flynn. Kendati begitu, ia juga mengakui bahwa kepergian mantan pembantu Trump itu mungkin telah membantu kasusnya.
Dalam kesempatan itu, Gulen mengecam konsolidasi kekuasaan Erdogan dan perampasan media. Ia lantas membandingkan Erdogan dengan seorang diktator. Ia mendesak pemerintah Trump dan pemerintah Eropa untuk berbuat lebih banyak untuk mendorong pemulihan kebebasan politik di Turki.
"Jika Erdogan mendengar suara yang kuat dari AS atau Uni Eropa, Parlemen Eropa, Brussels, mengatakan: 'Apa yang Anda lakukan salah ... sistem peradilan Anda tidak berjalan,' maka mungkin dia akan berubah pikiran," kata Gulen.
Gulen lantas memuji oposisi politik di Turki dan menekankan bahwa setiap upaya baru untuk menghapus Erdogan harus melalui demonstrasi damai dan pemilihan, bukan cara yang tidak demokratis.
"Saya tidak pernah mendukung kudeta atau penggulingan," tegasnya.
(ian)