Israel Tolak Pembentukan Zona Aman di Suriah
A
A
A
TEL AVIV - Israel mengaku tidak ingin Rusia membentuk dan mengawasi zona aman di Suriah. Tel Aviv juga menyatakan penolakan atas keterlibatan Iran dan Turki dalam pembentukan zona tersebut.
Tentangan tersebut disampaikan oleh para pejabat Israel saat melakukan pertemuan dengan sejumlah utusan khusus Amerika Serikat (AS) di Tel Aviv beberapa waktu lalu.
Utusan AS datang ke Israel pekan lalu, dan mengadakan pembicaraan dengan pejabat senior Israel mengenai pembentukan zona de-eskalasi, atau dikenal sebagai zona aman, di Suriah selatan yang dekat perbatasan Israel dan Yordania. Pembentukan zona ini adalah sebagai bagian dari usaha untuk mengakhiri perang sipil Suriah.
"Israel mengatakan kepada Washington, bahwa kami menentang pasukan Rusia mengawasi apa yang terjadi di zona ini," kata seorang pejabat yang berbicara dalam kondisi anonim, seperti dilansir Haarezt pada Minggu (9/7).
Pejabat itu menambahkan, pihaknya mungkin akan berubah pikiran jika pasukan AS yang mengawasai zona tersebut, dan bukannya pasukan Rusia.
Gagasan untuk membangun zona de-eskalasi sendiri muncul sejak Presiden AS Donald Trump mulai menjabat pada bulan Januari. Baik Gedung Putih maupun Kremlin telah mendorong gagasan ini sebagai cara untuk mengakhiri perang sipil.
Tentangan tersebut disampaikan oleh para pejabat Israel saat melakukan pertemuan dengan sejumlah utusan khusus Amerika Serikat (AS) di Tel Aviv beberapa waktu lalu.
Utusan AS datang ke Israel pekan lalu, dan mengadakan pembicaraan dengan pejabat senior Israel mengenai pembentukan zona de-eskalasi, atau dikenal sebagai zona aman, di Suriah selatan yang dekat perbatasan Israel dan Yordania. Pembentukan zona ini adalah sebagai bagian dari usaha untuk mengakhiri perang sipil Suriah.
"Israel mengatakan kepada Washington, bahwa kami menentang pasukan Rusia mengawasi apa yang terjadi di zona ini," kata seorang pejabat yang berbicara dalam kondisi anonim, seperti dilansir Haarezt pada Minggu (9/7).
Pejabat itu menambahkan, pihaknya mungkin akan berubah pikiran jika pasukan AS yang mengawasai zona tersebut, dan bukannya pasukan Rusia.
Gagasan untuk membangun zona de-eskalasi sendiri muncul sejak Presiden AS Donald Trump mulai menjabat pada bulan Januari. Baik Gedung Putih maupun Kremlin telah mendorong gagasan ini sebagai cara untuk mengakhiri perang sipil.
(esn)