Kontrak Rampung, Rusia Siap Kirim S-400 ke Turki
A
A
A
MOSKOW - Rusia dan Turki dilaporkan telah mencapai kesepakatan mengenai pembelian sistem pertahanan udara S-400. Dengan rampungnya kesepakatan ini, Moskow dikabarkan siap untuk mengirimkan sistem pertahan udara tersebut.
Menurut penasihat kepresidenan Rusia, Vladimir Kozhin, hanya tinggal beberapa hal yang perlu diselesaikan agar proses pengiriman S-400 ke Turki dapat segera dimulai.
"Moskow dan Ankara menyetujui pengiriman sistem pertahanan udara S-400 ke Turki. Kontrak telah disepakati. Masalah pinjaman belum terselesaikan," kata Kozhin dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Anadolu Agency pada Kamis (29/6).
Kozhin kemudian mengatakan, Rusia melihat tidak ada hambatan berarti terhadap pengiriman sistem pertahanan itu ke Turki, sehubungan dengan keanggotaan Turki di NATO.
Negosiasi Turki dan Rusia untuk pembelian sistem anti-rudal S-400 terungkap sejak bulan November tahun lalu. Turki mulai melirik tameng rudal mutakhir Moskow itu setelah pada tahun 2015 Ankara membatalkan kontrak pembelian sistem anti-rudal FD-2000 China senilai USD3,4 miliar.
Langkah Turki yang memilih senjata canggih Rusia itu telah memicu kekhawatiran di antara anggota NATO lainnya. Sebab, senjata itu tidak sesuai dengan peralatan yang digunakan oleh NATO.
S-400 yang dilirik Turki merupakan salah satu sistem senjata paling canggih di Rusia. Sistem rudal ini diklaim mampu menembak jatuh pesawat pada jarak 400km dan menembak jatuh rudal balistik pada jarak 60km.
Bahkan, senjata canggih ini diklaim mampu menembak 36 target secara bersamaan. S-400 Rusia salah satunya diaktifkan di Suriah untuk melindungi pangkalan udara Rusia di dekat Latakia.
Menurut penasihat kepresidenan Rusia, Vladimir Kozhin, hanya tinggal beberapa hal yang perlu diselesaikan agar proses pengiriman S-400 ke Turki dapat segera dimulai.
"Moskow dan Ankara menyetujui pengiriman sistem pertahanan udara S-400 ke Turki. Kontrak telah disepakati. Masalah pinjaman belum terselesaikan," kata Kozhin dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Anadolu Agency pada Kamis (29/6).
Kozhin kemudian mengatakan, Rusia melihat tidak ada hambatan berarti terhadap pengiriman sistem pertahanan itu ke Turki, sehubungan dengan keanggotaan Turki di NATO.
Negosiasi Turki dan Rusia untuk pembelian sistem anti-rudal S-400 terungkap sejak bulan November tahun lalu. Turki mulai melirik tameng rudal mutakhir Moskow itu setelah pada tahun 2015 Ankara membatalkan kontrak pembelian sistem anti-rudal FD-2000 China senilai USD3,4 miliar.
Langkah Turki yang memilih senjata canggih Rusia itu telah memicu kekhawatiran di antara anggota NATO lainnya. Sebab, senjata itu tidak sesuai dengan peralatan yang digunakan oleh NATO.
S-400 yang dilirik Turki merupakan salah satu sistem senjata paling canggih di Rusia. Sistem rudal ini diklaim mampu menembak jatuh pesawat pada jarak 400km dan menembak jatuh rudal balistik pada jarak 60km.
Bahkan, senjata canggih ini diklaim mampu menembak 36 target secara bersamaan. S-400 Rusia salah satunya diaktifkan di Suriah untuk melindungi pangkalan udara Rusia di dekat Latakia.
(esn)