Aktivis Larang Zakir Naik Masuk Libanon karena Dianggap Ekstremis
A
A
A
BEIRUT - Para aktivis di Libanon meluncurkan sebuah kampanye untuk melarang ulama asal India, Zakir Naik, memasuki negara tersebut. Menurut mereka, ulama itu berpandangann ekstremis dan tidak bisa diterima di Beirut.
Zakir Naik, yang diyakini telah menjadi warga negara Arab Saudi bulan lalu, sedang diburu aparat berwenang India untuk diinterogasi sehubungan dengan dugaan perannya dalam menginspirasi salah satu teroris yang melakukan serangan di Dhaka tahun 2016. Dia juga akan diperiksa pihak berwenang India terkait tuduhan pencucian uang, yang sudah dia bantah.
Ulama yang pernah datang ke Indonesia beberapa waktu lalu itu memiliki lebih dari 16 juta pengikut di Facebook. Sedangkan saluran Peace TV yang dia dirikan telah menjangkau 100 juta pemirsa.
Para aktivis Libanon mengancam mengambil tindakan hukum jika Zakir Naik nekat masuk ke negara mereka. Menurut mereka, pandangan Zakir diduga melanggar undang-undang tentang kefanatikan sektarian.
Sebuah petisi yang meminta agar Naik dilarang memasuki Libanon sudah dimulai di Avaaz. Petisi itu haanya butuh kurang lebih 100 tanda tangan.
”Zakir Naik adalah seorang pengkhotbah ekstremis yang dikenal menyebarkan khotbah kebencian yang menyerang orang-orang non-Muslim dan Muslim moderat, dan dia telah dilarang memasuki banyak negara,” kata salah seorang aktivis yang juga pengacara di Libanon, Khaled Merheb, kepada The New Arab, yang dikutip Selasa (20/6/2017).
Ulama yang terkenal dengan metode debatnya ini pernah dilarang masuk Inggris pada tahun 2010 dengan alasan serupa. Perdana Menteri Inggris Theresa May yang kala itu menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri pernah mengatakan, pandangan ekstrem Zakir yang membuatnya dilarang masuk Inggris.
”Banyak komentar yang dibuat oleh Dr Naik adalah bukti bagi saya tentang tingkah lakunya yang tidak dapat diterima,” kata May saat itu.
Zakir sendiri pernah berpendapat bahwa komentarnya telah diambil dari konteksnya. Dia mengaku telah mengecam kelompok Islamic State atau ISIS dan ekstremisme politik serta ekstremisme agama. Dia menyebut ISIS sebagai negara anti-Islam di Irak dan Suriah.
Zakir Naik, yang diyakini telah menjadi warga negara Arab Saudi bulan lalu, sedang diburu aparat berwenang India untuk diinterogasi sehubungan dengan dugaan perannya dalam menginspirasi salah satu teroris yang melakukan serangan di Dhaka tahun 2016. Dia juga akan diperiksa pihak berwenang India terkait tuduhan pencucian uang, yang sudah dia bantah.
Ulama yang pernah datang ke Indonesia beberapa waktu lalu itu memiliki lebih dari 16 juta pengikut di Facebook. Sedangkan saluran Peace TV yang dia dirikan telah menjangkau 100 juta pemirsa.
Para aktivis Libanon mengancam mengambil tindakan hukum jika Zakir Naik nekat masuk ke negara mereka. Menurut mereka, pandangan Zakir diduga melanggar undang-undang tentang kefanatikan sektarian.
Sebuah petisi yang meminta agar Naik dilarang memasuki Libanon sudah dimulai di Avaaz. Petisi itu haanya butuh kurang lebih 100 tanda tangan.
”Zakir Naik adalah seorang pengkhotbah ekstremis yang dikenal menyebarkan khotbah kebencian yang menyerang orang-orang non-Muslim dan Muslim moderat, dan dia telah dilarang memasuki banyak negara,” kata salah seorang aktivis yang juga pengacara di Libanon, Khaled Merheb, kepada The New Arab, yang dikutip Selasa (20/6/2017).
Ulama yang terkenal dengan metode debatnya ini pernah dilarang masuk Inggris pada tahun 2010 dengan alasan serupa. Perdana Menteri Inggris Theresa May yang kala itu menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri pernah mengatakan, pandangan ekstrem Zakir yang membuatnya dilarang masuk Inggris.
”Banyak komentar yang dibuat oleh Dr Naik adalah bukti bagi saya tentang tingkah lakunya yang tidak dapat diterima,” kata May saat itu.
Zakir sendiri pernah berpendapat bahwa komentarnya telah diambil dari konteksnya. Dia mengaku telah mengecam kelompok Islamic State atau ISIS dan ekstremisme politik serta ekstremisme agama. Dia menyebut ISIS sebagai negara anti-Islam di Irak dan Suriah.
(mas)