Qatar Bantah Coba Rusak Stabilitas Bahrain
A
A
A
DOHA - Qatar membantah laporan yang menyebut mereka berusaha untuk merusak stabilitas Bahrain. Pernyataan ini merupakan respon atas munculnya rekaman telepon yang dirilis oleh Al Arabiya News Channel, yang menunjukkan bagaimana Qatar bersekongkol di balik layar melawan kebijakan terpadu negara Teluk di Bahrain.
Rekaman telepon itu adalah rekaman pembicaraan antara Penasihat Khusus Emir Qatar, Hammad bin Khalifa Abdullah Al-Attiya dan Hassan Ali Mohammed Juma'a Sultan, seorang pembangkang Bahrain yang kewarganegaraannya dicabut pada 2015 lalu.
Dalam rekaman telepon tidak bertanggal itu, keduanya menyinggung perundingan yang mungkin telah terjadi pada tahun 2011 setelah enam anggota Dewan Kerjasama Teluk (GCC) mengirimkan pasukan gabungan ke Bahrain. Pasukan yang dikenal sebagai Peninsula Shield Force itu dikirim atas permintaan pemerintah Bahrain untuk melindungi keamanan nasional negara itu.
Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan dalam sebuah pernyataan, telepon tersebut merupakan bagian dari upaya Qatar untuk menengahi konflik antara otoritas Bahrain dan oposisi setelah terjadinya kerusuhan 2011 di Bahrain.
"Kontak telah dibuat dengan persetujuan dan pengetahuan dari pihak berwenang di Bahrain. Mediasi Qatar telah berhenti setelah keputusan intervensi militer untuk membubarkan demonstrasi dan aksi duduk," kata Kementerian Luar Negeri Qatar, seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (18/6).
Kementerian tersebut kemudian menggambarkan perilisan rekaman pembicaraan itu sebagai usaha naif yang terbuka untuk memutarbalikkan fakta dan membawa mereka keluar dari konteks.
Rekaman telepon itu adalah rekaman pembicaraan antara Penasihat Khusus Emir Qatar, Hammad bin Khalifa Abdullah Al-Attiya dan Hassan Ali Mohammed Juma'a Sultan, seorang pembangkang Bahrain yang kewarganegaraannya dicabut pada 2015 lalu.
Dalam rekaman telepon tidak bertanggal itu, keduanya menyinggung perundingan yang mungkin telah terjadi pada tahun 2011 setelah enam anggota Dewan Kerjasama Teluk (GCC) mengirimkan pasukan gabungan ke Bahrain. Pasukan yang dikenal sebagai Peninsula Shield Force itu dikirim atas permintaan pemerintah Bahrain untuk melindungi keamanan nasional negara itu.
Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan dalam sebuah pernyataan, telepon tersebut merupakan bagian dari upaya Qatar untuk menengahi konflik antara otoritas Bahrain dan oposisi setelah terjadinya kerusuhan 2011 di Bahrain.
"Kontak telah dibuat dengan persetujuan dan pengetahuan dari pihak berwenang di Bahrain. Mediasi Qatar telah berhenti setelah keputusan intervensi militer untuk membubarkan demonstrasi dan aksi duduk," kata Kementerian Luar Negeri Qatar, seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (18/6).
Kementerian tersebut kemudian menggambarkan perilisan rekaman pembicaraan itu sebagai usaha naif yang terbuka untuk memutarbalikkan fakta dan membawa mereka keluar dari konteks.
(esn)