Emir Kuwait: Konflik Qatar Bisa Timbulkan Konsekuensi Mengerikan
A
A
A
KUWAIT CITY - Emir Kuwait, Sheikh Sabah al-Ahmad Al Sabah memperingatkan perselisihan antara Qatar dan beberapa negara Teluk lainnya dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak diinginkan. Kuwait adalah negara yang mencoba mengengahi perselisihan antara Qatar dan negara Teluk lainnya.
"Sulit bagi kita, generasi yang membangun Dewan Kerjasama Teluk (GCC), 37 tahun yang lalu, untuk melihat ketidaksepakatan ini antara anggotanya yang dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak diinginkan," kata Sheikh Sabah, seperti dilansir Fars News pada Selasa (13/6).
"Saya secara pribadi yang hidup sedari awal dewan ini dibangun hampir empat dekade yang lalu, jadi tidak mudah bagi seseorang seperti saya sebagai pemimpin untuk diam tanpa melakukan apapun untuk membawa saudara kembali," sambungnya.
Sejak awal Juni, Kuwait telah memainkan peran sebagai mediator antara Qatar dan Arab Saudi, Bahrain, Mesir dan Uni Emirat Arab yang memutuskan hubungan dengan Doha dan menangguhkan semua lalu lintas darat, udara dan laut dengan negara monarki itu.
Pekan lalu, Emir Kuwait melakukan perjalanan ke Qatar setelah kunjungannya ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) sebagai bagian dari upayanya untuk membantu menengahi solusi terhadap barisan diplomatik di antara negara-negara Arab.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengecam sanksi yang baru-baru ini diberlakukan terhadap Doha oleh Riyadh dan sekutunya sebagai tidak adil, dan ilegal.
"Sulit bagi kita, generasi yang membangun Dewan Kerjasama Teluk (GCC), 37 tahun yang lalu, untuk melihat ketidaksepakatan ini antara anggotanya yang dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak diinginkan," kata Sheikh Sabah, seperti dilansir Fars News pada Selasa (13/6).
"Saya secara pribadi yang hidup sedari awal dewan ini dibangun hampir empat dekade yang lalu, jadi tidak mudah bagi seseorang seperti saya sebagai pemimpin untuk diam tanpa melakukan apapun untuk membawa saudara kembali," sambungnya.
Sejak awal Juni, Kuwait telah memainkan peran sebagai mediator antara Qatar dan Arab Saudi, Bahrain, Mesir dan Uni Emirat Arab yang memutuskan hubungan dengan Doha dan menangguhkan semua lalu lintas darat, udara dan laut dengan negara monarki itu.
Pekan lalu, Emir Kuwait melakukan perjalanan ke Qatar setelah kunjungannya ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) sebagai bagian dari upayanya untuk membantu menengahi solusi terhadap barisan diplomatik di antara negara-negara Arab.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengecam sanksi yang baru-baru ini diberlakukan terhadap Doha oleh Riyadh dan sekutunya sebagai tidak adil, dan ilegal.
(esn)