Lindugi WNI di Qatar, KBRI Doha Bentuk Satgas Khusus
A
A
A
JAKARTA - Perkembangan terbaru di kawasan Teluk membuat Indonesia harus siap untuk menghadapi segala kemungkinan yang akan menimpa warga negara Indonesia (WNI) di kawasan tersebut, khususnya di Qatar. Oleh karena itu, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menyebut sudah meminta Duta Besar Indonesia di Qatar untuk menyiapkan langkah-langkah eskstra.
"Saya minta dubes untuk bikin mekanisme ekstra, just in case situasi memburuk kita semua sudah persiapkan dengan baik. Dubes sudah buat satgas perlindungan WNI, hotline semuanya berfungsi dengan baik," kata Retno pada Jumat (9/6/2017).
"Dubes sudah melakukan outreach di mana banyak sekali WNI berada. Jumlah WNI yang terdaftar di KBRI lebih dari 29 ribu, tapi perkiraan kita jumlahnya akan lebih banyak dari itu. Oleh karena itu kita juga menjangkau titik perkumpulan masyarakat. Intinya adalah kalau terjadi apa-apa segera hubungi KBRI kita siap. Mudah-mudahan situasi tidak memburuk. Tetapi yang penting WNI kita tahu bahwa kita ada bersama dengan mereka," sambungnya.
Situasi di wilayah Teluk, dimana terjadi ketegangan antara Qatar dengan Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab, Mesir, Yaman, dan Libya, masih jauh dari kata membaik. Situasi semakin memanas setelah Saudi, Bahrain, Mesir dan Uni Emirat Arab memasukkan 59 orang dan 12 organisasi terkait Qatar dalam “daftar teroris”. Dari data itu, 18 orang di antaranya warga Qatar yang mencakup pengusaha, politisi, hingga anggota keluarga yang berkuasa termasuk mantan menteri.
Baca Juga: Saudi Cs Rilis 59 Orang dan 12 Organisasi Terkait Qatar di Daftar Teror
Qatar dengan tegas menolak tuduhan dukungan terhadap teroris tersebut, dan menyebut laporan itu tak berdasar.
"Pernyataan gabungan baru-baru ini yang dikeluarkan oleh Kerajaan Arab Saudi, Bahrain, Mesir dan UEA mengenai 'daftar pengawasan keuangan teror' sekali lagi memperkuat tuduhan tak berdasar yang sebenarnya tidak memiliki landasan," kata pemerintah Qatar dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Qatar Tolak Daftar 'Kelompok Teror' yang Disodorkan Saudi Cs
"Saya minta dubes untuk bikin mekanisme ekstra, just in case situasi memburuk kita semua sudah persiapkan dengan baik. Dubes sudah buat satgas perlindungan WNI, hotline semuanya berfungsi dengan baik," kata Retno pada Jumat (9/6/2017).
"Dubes sudah melakukan outreach di mana banyak sekali WNI berada. Jumlah WNI yang terdaftar di KBRI lebih dari 29 ribu, tapi perkiraan kita jumlahnya akan lebih banyak dari itu. Oleh karena itu kita juga menjangkau titik perkumpulan masyarakat. Intinya adalah kalau terjadi apa-apa segera hubungi KBRI kita siap. Mudah-mudahan situasi tidak memburuk. Tetapi yang penting WNI kita tahu bahwa kita ada bersama dengan mereka," sambungnya.
Situasi di wilayah Teluk, dimana terjadi ketegangan antara Qatar dengan Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab, Mesir, Yaman, dan Libya, masih jauh dari kata membaik. Situasi semakin memanas setelah Saudi, Bahrain, Mesir dan Uni Emirat Arab memasukkan 59 orang dan 12 organisasi terkait Qatar dalam “daftar teroris”. Dari data itu, 18 orang di antaranya warga Qatar yang mencakup pengusaha, politisi, hingga anggota keluarga yang berkuasa termasuk mantan menteri.
Baca Juga: Saudi Cs Rilis 59 Orang dan 12 Organisasi Terkait Qatar di Daftar Teror
Qatar dengan tegas menolak tuduhan dukungan terhadap teroris tersebut, dan menyebut laporan itu tak berdasar.
"Pernyataan gabungan baru-baru ini yang dikeluarkan oleh Kerajaan Arab Saudi, Bahrain, Mesir dan UEA mengenai 'daftar pengawasan keuangan teror' sekali lagi memperkuat tuduhan tak berdasar yang sebenarnya tidak memiliki landasan," kata pemerintah Qatar dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Qatar Tolak Daftar 'Kelompok Teror' yang Disodorkan Saudi Cs
(ian)