Menyamar Pakai Burka, Pria Ini Perkosa dan Bunuh Bocah 11 Tahun
A
A
A
ABU DHABI - Seorang imigran pria asal Pakistan terancam hukuman mati di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA) setelah memikat bocah lelaki berumur 11 tahun yang kemudian diperkosa dan dibunuh. Dalam aksinya, pelaku menyamar sebagai perempuan dengan mengenakan burka.
Polisi di UEA mengatakan bahwa tersangka datang ke UEA dan menargetkan anak tersebut. Korban jadi target setelah menjalankan salat subuh dan ikut tadarus Alquran di masjid selama bulan Ramadan.
Korban diidentifikasi polisi bernama Azan Majid Janjua. Dia dilaporkan hilang minggu lalu setelah tidak pulang dari masjid.
Direktur Jenderal Kepolisian Abu Dhabi, Mayjen Maktoum Al Sharifi, mengatakan kepada Gulf News bahwa dia yakin tersangka sengaja menyamar dengan pakaian perempuan, karena sudah tahu bahwa korban tidak akan pergi kemanapun dengan pria dewasa tanpa izin dari orang tuanya.
Tersangka diketahui merupakan saudara dari ibu tiri korban, yang ayahnya orang Pakistan dan tinggal di negara Teluk.
Ibu kandung anak lelaki itu merupakan warga Rusia dan tidak tinggal di UEA.
Menurut pihak bewenang, korban dibunuh dengan cara dicekik menggunakan tali. Korban dipikat usai salat di masjid dan dibawa ke atap sebuah bangunan.
Korban ditemukan oleh teknisi pendingin udara di atap bangunan dengan kondisi setengah telanjang dengan Alquran tergeletak di sampingnya.
Polisi belum merilis nama tersangka. Namun, tersangka ditangkap dalam waktu 48 jam setelah penemuan jasad korban.
Sejumlah laporan media lokal menyebut tersangka telah mengakui kejahatan yang mengerikan tersebut.
Ayah korban, Dr Majid Janjua, 38, mengatakan bahwa anaknya tidak pernah meninggalkan rumah tanpa memberitahu mereka. ”Dia tidak pernah keluar tanpa izin kami,” ujar Janjua, yang dikutip Jumat (9/6/2017). ”Itu adalah takdir, keputusan Tuhan, kami harus menerimanya.”
Di UEA, pembunuhan dan pemerkosaan dapat dihukum mati oleh regu tembak. Namun, eksekusi jarang dijalankan dan sering diperingan dengan diganti hukuman penjara.
Polisi di UEA mengatakan bahwa tersangka datang ke UEA dan menargetkan anak tersebut. Korban jadi target setelah menjalankan salat subuh dan ikut tadarus Alquran di masjid selama bulan Ramadan.
Korban diidentifikasi polisi bernama Azan Majid Janjua. Dia dilaporkan hilang minggu lalu setelah tidak pulang dari masjid.
Direktur Jenderal Kepolisian Abu Dhabi, Mayjen Maktoum Al Sharifi, mengatakan kepada Gulf News bahwa dia yakin tersangka sengaja menyamar dengan pakaian perempuan, karena sudah tahu bahwa korban tidak akan pergi kemanapun dengan pria dewasa tanpa izin dari orang tuanya.
Tersangka diketahui merupakan saudara dari ibu tiri korban, yang ayahnya orang Pakistan dan tinggal di negara Teluk.
Ibu kandung anak lelaki itu merupakan warga Rusia dan tidak tinggal di UEA.
Menurut pihak bewenang, korban dibunuh dengan cara dicekik menggunakan tali. Korban dipikat usai salat di masjid dan dibawa ke atap sebuah bangunan.
Korban ditemukan oleh teknisi pendingin udara di atap bangunan dengan kondisi setengah telanjang dengan Alquran tergeletak di sampingnya.
Polisi belum merilis nama tersangka. Namun, tersangka ditangkap dalam waktu 48 jam setelah penemuan jasad korban.
Sejumlah laporan media lokal menyebut tersangka telah mengakui kejahatan yang mengerikan tersebut.
Ayah korban, Dr Majid Janjua, 38, mengatakan bahwa anaknya tidak pernah meninggalkan rumah tanpa memberitahu mereka. ”Dia tidak pernah keluar tanpa izin kami,” ujar Janjua, yang dikutip Jumat (9/6/2017). ”Itu adalah takdir, keputusan Tuhan, kami harus menerimanya.”
Di UEA, pembunuhan dan pemerkosaan dapat dihukum mati oleh regu tembak. Namun, eksekusi jarang dijalankan dan sering diperingan dengan diganti hukuman penjara.
(mas)