Meski Partainya Unggul di Pemilu, PM Inggris Didesak Mundur
A
A
A
LONDON - Perdana Menteri (PM) Inggris Theresa May dari Partai Konservatif untuk sementara unggul dalam pemilu parlemen, Jumat (9/6/2017). Meski demikian, dia desak mengundurkan diri oleh partai rivalnya, Partai Buruh, karena perolehan suara Partai Konservatif tidak mampu menguasai mayoritas kursi parlemen.
Hingg saat ini Partai Konservatif atau Partai Tory meraih 318 kursi. Sedangkan Partai Buruh meraih sekitar 358 kursi.
Total kursi parlemen Inggris adalah 650 kursi, dengan 633 kursi telah diperebutkan. Untuk menguasai kursi parlemen, Partai Konservatif harus merebut 326 kursi, namun hal itu diyakini tidak akan terjadi karena perolehan kursi Partai Buruh juga terus bertambah.
Politisi Partai Buruh, Jeremy Corbyn, mengatakan bahwa May harus harus mengundurkan diri dari jabatan PM Inggris.
Hasil pemilu perlemen belum menunjukkan kepastian. Media-media Inggris menyebut hasil pemilu parlemen “digantung”. Pemilu ini juga menjadi penentuan nasib keputusan Brexit atau British Exit, yakni keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa sesuai hasil referendum beberapa waktu lalu.
”Pada saat ini, lebih dari apa pun negara ini memerlukan periode stabilitas,” kata May dengan wajah muram meski partainya unggul di pemilu parlemen, seperti dikutip IB Times.
”Jika Partai Konservatif telah memenangkan kursi paling banyak dan mungkin suara yang paling banyak, maka akan menjadi kewajiban kita untuk memastikan bahwa kita memiliki periode stabil dan itulah yang akan kita lakukan,” ujarnya yang menghendaki stabilitas politik Inggris.
Sementara itu, Corbyn yang memenangkan kursi parlemen di London utara, mengatakan bahwa usaha May untuk memenangkan mandat yang lebih besar telah menjadi bumerang.
”Mandat yang dia dapatkan hilang dari kursi Konservatif, (dia) kehilangan suara, kehilangan dukungan dan kehilangan kepercayaan diri,” ujarnya.
"Saya akan berpikir itu cukup untuk pergi (mengundurkan diri) sebenarnya, dan memberi jalan bagi pemerintahan yang akan benar-benar mewakili semua orang di negara ini,” kata Corbyn.
Anggota parlemen dari Partai Konservatif, Anna Soubry, telah menjadi orang pertama yang berseberangan dengan May. Dia meminta May untuk mempertimbangkan posisinya. ”Saya khawatir kita menjalankan kampanye yang sangat mengerikan,” kata Soubry.
Hingg saat ini Partai Konservatif atau Partai Tory meraih 318 kursi. Sedangkan Partai Buruh meraih sekitar 358 kursi.
Total kursi parlemen Inggris adalah 650 kursi, dengan 633 kursi telah diperebutkan. Untuk menguasai kursi parlemen, Partai Konservatif harus merebut 326 kursi, namun hal itu diyakini tidak akan terjadi karena perolehan kursi Partai Buruh juga terus bertambah.
Politisi Partai Buruh, Jeremy Corbyn, mengatakan bahwa May harus harus mengundurkan diri dari jabatan PM Inggris.
Hasil pemilu perlemen belum menunjukkan kepastian. Media-media Inggris menyebut hasil pemilu parlemen “digantung”. Pemilu ini juga menjadi penentuan nasib keputusan Brexit atau British Exit, yakni keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa sesuai hasil referendum beberapa waktu lalu.
”Pada saat ini, lebih dari apa pun negara ini memerlukan periode stabilitas,” kata May dengan wajah muram meski partainya unggul di pemilu parlemen, seperti dikutip IB Times.
”Jika Partai Konservatif telah memenangkan kursi paling banyak dan mungkin suara yang paling banyak, maka akan menjadi kewajiban kita untuk memastikan bahwa kita memiliki periode stabil dan itulah yang akan kita lakukan,” ujarnya yang menghendaki stabilitas politik Inggris.
Sementara itu, Corbyn yang memenangkan kursi parlemen di London utara, mengatakan bahwa usaha May untuk memenangkan mandat yang lebih besar telah menjadi bumerang.
”Mandat yang dia dapatkan hilang dari kursi Konservatif, (dia) kehilangan suara, kehilangan dukungan dan kehilangan kepercayaan diri,” ujarnya.
"Saya akan berpikir itu cukup untuk pergi (mengundurkan diri) sebenarnya, dan memberi jalan bagi pemerintahan yang akan benar-benar mewakili semua orang di negara ini,” kata Corbyn.
Anggota parlemen dari Partai Konservatif, Anna Soubry, telah menjadi orang pertama yang berseberangan dengan May. Dia meminta May untuk mempertimbangkan posisinya. ”Saya khawatir kita menjalankan kampanye yang sangat mengerikan,” kata Soubry.
(mas)