AS Sukses Tes Pencegat Rudal Balistik Antar-Benua
A
A
A
WASHINGTON - Badan Pertahanan Rudal (MDA) Pentagon Amerika Serikat (AS) mengonfirmasi bahwa tes pencegat rudal balistik antar-benua (ICBM) berlangsung sukses. Interseptor yang dilesatkan berhasil menembak jatuh target ICBM yang berpotensi membawa hulu ledak nuklir.
Uji tembak pencegat ICBM berlangsung hari Selasa waktu AS atau Rabu (31/5/2017) WIB. Target rudal balistik antar-benua tanpa hulu ledak nuklir ditembakkan dari Kepulauan Marshall di Samudra Pasifik dan berhasil dihancurkan oleh pencegat berbasis darat yang diluncurkan dari Vandenberg Air Force Base di California.
Sebelum menembak jatuh target, pencegat ICBM yang dijuluki sebagai “kill vehicle” ini terlebih dahulu melakukan perjalanan di luar atmosfer bumi.
Baca Juga: Tegang dengan Korut, AS Tes Pencegat Rudal Balistik Antar-Benua
Tes yang berjalan sukses ini merupakan yang pertama dari jenisnya dalam hampir tiga tahun terakhir. Uji interseptor ICBM dijalankan dua hari setelah Korea Utara (Korut) menguji tembak rudal balistik tipe Scud yang mendarat di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang di Laut Timur atau Laut Jepang.
“Sistem ini sangat penting untuk membela tanah air kita dan tes ini menunjukkan bahwa kita memiliki pencegah yang mumpuni dan dapat dipercaya untuk melawan ancaman yang sangat nyata,” kata Direktur Pelaksana MDA, Jim Assring.
”Saya sangat bangga dengan para perwira perang yang mengeksekusi ini. Yang menjalankan tes dan yang mengoperasikan sistem ini setiap hari,” ujar Assring, seperti dikutip Fox News.
AS menyatakan uji coba sistem pencegat rudal balistik antar-benua itu bukan bermaksud memberi sinyal bahwa ancaman rudal Korut akan segera terjadi. Tes sistem pencegat ini diklaim Pentagon sudah direncanakan beberapa tahun silam.
Uji senjata AS senilai USD244 juta tersebut tidak akan memastikan bahwa AS mampu mempertahankan dirinya dari rudal antar-benua yang mungkin akan ditembakkan oleh Korea Utara nanti.
Pyongyang sendiri diyakini AS belum mampu membuat ICBM, namun upaya rezim Korut yang dipimpin Kim Jong-un terus bergerak mendekati kemampuan tersebut.
”Indikasi awal adalah bahwa tes tersebut memenuhi tujuan utamanya, namun pejabat program akan terus mengevaluasi kinerja sistem berdasarkan telemetri dan data lainnya yang diperoleh selama pengujian,” bunyi pernyataan MDA.
Uji tembak pencegat ICBM berlangsung hari Selasa waktu AS atau Rabu (31/5/2017) WIB. Target rudal balistik antar-benua tanpa hulu ledak nuklir ditembakkan dari Kepulauan Marshall di Samudra Pasifik dan berhasil dihancurkan oleh pencegat berbasis darat yang diluncurkan dari Vandenberg Air Force Base di California.
Sebelum menembak jatuh target, pencegat ICBM yang dijuluki sebagai “kill vehicle” ini terlebih dahulu melakukan perjalanan di luar atmosfer bumi.
Baca Juga: Tegang dengan Korut, AS Tes Pencegat Rudal Balistik Antar-Benua
Tes yang berjalan sukses ini merupakan yang pertama dari jenisnya dalam hampir tiga tahun terakhir. Uji interseptor ICBM dijalankan dua hari setelah Korea Utara (Korut) menguji tembak rudal balistik tipe Scud yang mendarat di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang di Laut Timur atau Laut Jepang.
“Sistem ini sangat penting untuk membela tanah air kita dan tes ini menunjukkan bahwa kita memiliki pencegah yang mumpuni dan dapat dipercaya untuk melawan ancaman yang sangat nyata,” kata Direktur Pelaksana MDA, Jim Assring.
”Saya sangat bangga dengan para perwira perang yang mengeksekusi ini. Yang menjalankan tes dan yang mengoperasikan sistem ini setiap hari,” ujar Assring, seperti dikutip Fox News.
AS menyatakan uji coba sistem pencegat rudal balistik antar-benua itu bukan bermaksud memberi sinyal bahwa ancaman rudal Korut akan segera terjadi. Tes sistem pencegat ini diklaim Pentagon sudah direncanakan beberapa tahun silam.
Uji senjata AS senilai USD244 juta tersebut tidak akan memastikan bahwa AS mampu mempertahankan dirinya dari rudal antar-benua yang mungkin akan ditembakkan oleh Korea Utara nanti.
Pyongyang sendiri diyakini AS belum mampu membuat ICBM, namun upaya rezim Korut yang dipimpin Kim Jong-un terus bergerak mendekati kemampuan tersebut.
”Indikasi awal adalah bahwa tes tersebut memenuhi tujuan utamanya, namun pejabat program akan terus mengevaluasi kinerja sistem berdasarkan telemetri dan data lainnya yang diperoleh selama pengujian,” bunyi pernyataan MDA.
(mas)