AS Isyaratkan akan Melarang Laptop di Seluruh Pesawat
A
A
A
WASHINGTON - Gedung Putih mengisyaratkan akan memperluas larangan membawa laptop di seluruh pesawat. Larangan tak hanya untuk pesawat internasional yang masuk ke Amerika Serikat (AS), tapi juga akan diberlakukan untuk pesawat yang keluar dari negara itu.
Isyarat perluasan larangan membawa laptop di semua pesawat itu disampaikan Sekertariat Keamanan Nasional AS, John Kelly.
“AS berencana untuk menaikkan standar keamanan penerbangan, termasuk mengencangkan pemutaran item carry-on,” kata Kelly dalam sebuah wawancara di "Fox News Sunday”.
”Terobsesi dengan para teroris dengan ide akan menjatuhkan pesawat terbang, terutama jika pesawat pengangkut AS, terutama jika penuh dengan orang AS,” ujar Kelly, seperti dikutip Reuters, Senin (29/5/2017).
Pada bulan Maret, pemerintah AS memberlakukan larangan membawa perangkat elektronik berukuran besar di kabin pesawat terbang yang berasal dari 10 bandara asing, termasuk dari Uni Emirat Arab, Qatar dan Turki.
Kelly mengatakan bahwa langkah tersebut akan menjadi bagian dari usaha keamanan maskapai yang lebih luas untuk memerangi apa yang dia sebut sebagai ancaman yang sangat canggih. Menurutnya, belum ada keputusan yang dibuat mengenai waktu penerapan larangan tersebut.
”Kami masih mengikuti intelijen,” katanya. ”Sedang dalam proses menentukan hal ini, tapi kami akan menaikkan standar yang berlaku untuk penerbangan jauh lebih tinggi daripada yang sekarang.”
Pihak maskapai khawatir bahwa larangan yang diperluas pada laptop dapat mengikis permintaan pelanggan.
”Apapun yang diputuskan, kami harus mematuhi,” kata Oscar Munoz, chief executive officer (CEO) United Airlines, dalam pertemuan tahunan perusahaan tersebut pekan lalu.
Isyarat perluasan larangan membawa laptop di semua pesawat itu disampaikan Sekertariat Keamanan Nasional AS, John Kelly.
“AS berencana untuk menaikkan standar keamanan penerbangan, termasuk mengencangkan pemutaran item carry-on,” kata Kelly dalam sebuah wawancara di "Fox News Sunday”.
”Terobsesi dengan para teroris dengan ide akan menjatuhkan pesawat terbang, terutama jika pesawat pengangkut AS, terutama jika penuh dengan orang AS,” ujar Kelly, seperti dikutip Reuters, Senin (29/5/2017).
Pada bulan Maret, pemerintah AS memberlakukan larangan membawa perangkat elektronik berukuran besar di kabin pesawat terbang yang berasal dari 10 bandara asing, termasuk dari Uni Emirat Arab, Qatar dan Turki.
Kelly mengatakan bahwa langkah tersebut akan menjadi bagian dari usaha keamanan maskapai yang lebih luas untuk memerangi apa yang dia sebut sebagai ancaman yang sangat canggih. Menurutnya, belum ada keputusan yang dibuat mengenai waktu penerapan larangan tersebut.
”Kami masih mengikuti intelijen,” katanya. ”Sedang dalam proses menentukan hal ini, tapi kami akan menaikkan standar yang berlaku untuk penerbangan jauh lebih tinggi daripada yang sekarang.”
Pihak maskapai khawatir bahwa larangan yang diperluas pada laptop dapat mengikis permintaan pelanggan.
”Apapun yang diputuskan, kami harus mematuhi,” kata Oscar Munoz, chief executive officer (CEO) United Airlines, dalam pertemuan tahunan perusahaan tersebut pekan lalu.
(mas)