China Pasang Peluncur Roket di Pulau Sengketa
Rabu, 17 Mei 2017 - 14:23 WIB
China Pasang Peluncur Roket di Pulau Sengketa
A
A
A
BEIJING - China telah memasang peluncur roket di terumbu karang yang disengketakan di Laut Cina Selatan untuk menangkal penyelam tempur militer Vietnam. Demikian laporan surat kabar yang dikelola pemerintah, yang memberikan rincian baru mengenai pembangunan militer China yang sedang berlangsung.
Sistem pertahanan peluncur roket anti-frogman Norinco CS/AR-1 55mm telah dipasang di terumbu karang Fiery Cross di Kepulauan Spratly. Roket ini mempunyai kemampuan untuk menemukan, mengidentifikasi dan menyerang penyelam tempur musuh. Demikian laporan surat kabar Defence Times yang dikelola negara, dikutip dari Reuters, Rabu (17/5/2017).
Fiery Cross Reef yang dikuasai oleh China namun juga diklaim oleh Filipina, Vietnam dan Taiwan.
Laporan tersebut tidak mengatakan kapan sistem pertahanan itu dipasang. Namun media itu mengatakan bahwa ini adalah bagian dari tanggapan atas insiden pada bulan Mei 2014. Kala itu, para penyelam Vietnam memasang jaring ikan di Kepulauan Paracel.
China mengatakan bahwa pembangunan militer di pulau-pulau yang dikendalikannya di Laut China Selatan akan dibatasi pada persyaratan pertahanan yang diperlukan. Beijing juga menegaskan dapat melakukan apa yang disukai di wilayahnya sendiri.
China telah melakukan pekerjaan reklamasi lahan yang luas di Fiery Cross Reef, termasuk membangun bandara, salah satu dari beberapa fitur yang dikontrol oleh China di Laut Cina Selatan.
Lebih dari USD5 triliun perdagangan dunia dikirim melalui Laut Cina Selatan setiap tahun. Selain China, sejumlah negara macam Vietnam, Malaysia, Brunei, Filipina dan Taiwan juga mengklaim wilayah tersebut.
Sistem pertahanan peluncur roket anti-frogman Norinco CS/AR-1 55mm telah dipasang di terumbu karang Fiery Cross di Kepulauan Spratly. Roket ini mempunyai kemampuan untuk menemukan, mengidentifikasi dan menyerang penyelam tempur musuh. Demikian laporan surat kabar Defence Times yang dikelola negara, dikutip dari Reuters, Rabu (17/5/2017).
Fiery Cross Reef yang dikuasai oleh China namun juga diklaim oleh Filipina, Vietnam dan Taiwan.
Laporan tersebut tidak mengatakan kapan sistem pertahanan itu dipasang. Namun media itu mengatakan bahwa ini adalah bagian dari tanggapan atas insiden pada bulan Mei 2014. Kala itu, para penyelam Vietnam memasang jaring ikan di Kepulauan Paracel.
China mengatakan bahwa pembangunan militer di pulau-pulau yang dikendalikannya di Laut China Selatan akan dibatasi pada persyaratan pertahanan yang diperlukan. Beijing juga menegaskan dapat melakukan apa yang disukai di wilayahnya sendiri.
China telah melakukan pekerjaan reklamasi lahan yang luas di Fiery Cross Reef, termasuk membangun bandara, salah satu dari beberapa fitur yang dikontrol oleh China di Laut Cina Selatan.
Lebih dari USD5 triliun perdagangan dunia dikirim melalui Laut Cina Selatan setiap tahun. Selain China, sejumlah negara macam Vietnam, Malaysia, Brunei, Filipina dan Taiwan juga mengklaim wilayah tersebut.
(ian)
