Facebook Pulihkan Akun 'Atheist Republic' setelah Ditangguhkan

Jum'at, 12 Mei 2017 - 13:50 WIB
Facebook Pulihkan Akun Atheist Republic setelah Ditangguhkan
Facebook Pulihkan Akun 'Atheist Republic' setelah Ditangguhkan
A A A
WASHINGTON - Facebook memulihkan akun halaman “Atheist Republic”, sebuah akun milik kelompok sekuler terbesar di jaringan sosial. Langkah pemulihan akun ini dilakukan hanya beberapa jam setelah ditangguhkan.

Akun halaman "Atheist Republic" saat ini memiliki lebih dari 1,6 juta anggota. Akun ini berfungsi sebagai platform diskusi, di mana kritikan kerap muncul dari komunitas umat beragama.

Media sosial yang didirikan Mark Zuckerberg ini membuka pelaporan konten yang tidak pantas sebagai solusi bagi Facebook untuk memerangi bangkitnya ekstremisme online.

Berdasarkan pedoman komunitas Facebook, jika cukup banyak pengguna yang melaporkan akun halaman tertentu atau sebagian dari konten, secara otomatis akun tersebut akan ditangguhkan dengan dengan pengawasan.

Kelompok diskusi “Atheist Republic” didirikan oleh Armin Navabi, warga kelahiran Iran dan dimoderatori oleh sekelompok sukarelawan termasuk Allie Jackson.

”Saya hanya menangis,” kata Jackson, saat tahu akun halaman itu ditangguhkan karena dilaporkan ke Facebook, seperti dikutip oleh Ultra News.

”Setiap hari, kami telah membantu banyak ateis, sekarang, tanpa alasan yang tepat, tanpa peduli, mereka menyingkirkan kami, mereka telah memotong jangkauan kami ke komunitas yang telah kami habiskan bertahun-tahun untuk tumbuh.”

Jackson menunjukkan kekurangan dalam sistem Facebook, yang menggarisbawahi potensi penyalahgunaan.

”Mereka menyalahkan kami karena tidak mengikuti persyaratan layanan atau standar komunitas, sementara orang-orang yang melecehkan kami mendapat imbalan karena mengorganisir keluhan atas konten yang tidak mereka setujui,” ujar Jackson, yang dilansir Jumat (12/5/2017).

”Orang-orang fanatik berorganisasi bersama-sama dan melaporkan secara massal halaman sekuler, memanfaatkan algoritma pelaporan Facebook untuk menutup pemikir bebas,” tulis Ali Rizvi, seorang dokter Pakistan asal Kanada.

CEO dan pendiri Facebook Mark Zuckerberg sendiri sebelumnya mengaku sebagai seorang ateis. Namun, dia kemudian melunakkan pandangannya terhadap agama, di tengah rumor tentang kemungkinan mendapat tawaran untuk bergabung di Gedung Putih pada tahun 2020.

Setelah sebuah posting Natal dan Hanukkah pada tahun 2016, seorang komentator bertanya kepada Zuckerberg; ”Bukankah Anda seorang ateis?". Dia menjawab; ”Tidak. Saya dibesarkan sebagai Yahudi dan kemudian saya mengalami masa di mana saya mempertanyakan banyak hal, tapi sekarang saya yakin agama sangat penting.”
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3480 seconds (0.1#10.140)