Israel Bantah Laporan AS Batal Pindahkan Kedutaan ke Jerusalem
A
A
A
JERUSALEM - Kantor Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu membantah jika Gedung Putih telah membatalkan rencana untuk memindahkan Kedutaan AS ke Jerusalem. Hal itu dipicu laporan situs berita Israel NRG yang menyebut pemerintah AS telah membatalkan rencana kontroversial tersebut.
Kantor Netanyahu membantah klaim tersebut dan mengatakan bahwa pihaknya tidak menerima pemberitahuan tersebut.
"Posisi Israel adalah bahwa semua kedutaan besar, terutama kedutaan AS, seharusnya berada di ibukota Israel Jerusalem," kata kantor PM Israel dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Al Araby, Kamis (11/5/2017).
Presiden AS Donald Trump telah berjanji selama kampanyenya untuk memindahkan kedutaan besar Amerika ke Yerusalem, yang statusnya adalah salah satu masalah paling berdarah dari konflik Israel-Palestina.
Terkait hal tersebut masih harus dinantikan apakah Trump akan memenuhi janjinya. Namun, minggu lalu Wakil Presiden Mike Pence mengatakan bahwa presiden tersebut memberikan pertimbangan serius untuk tindak tersebut.
Trump saat ini dijadwalkan untuk mengunjungi Israel pada tanggal 22 Mei dan waktu perjalanan ke Israel telah menimbulkan spekulasi bahwa kunjungan tersebut dapat menandakan sebuah pengumuman besar.
Hari Yerusalem pada tanggal 23 Mei adalah hari libur nasional di Israel yang menandai 'penyatuan kembali' kota tersebut, setelah perebutan Yerusalem Timur dari Yordania pada tahun 1967.
Yerusalem Timur dianggap wilayah Palestina yang diduduki oleh masyarakat internasional.
Langkah pemindahan kedutaan yang diusulkan telah menarik kemarahan pejabat Palestina, dengan PLO mengancam untuk mencabut pengakuan Israel jika mereka terus maju.
Memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Jerusalem akan secara efektif memberikan pengakuan atas klaim Israel atas kota suci tersebut, yang secara ilegal dianeksasi setelah perang 1967.
Kantor Netanyahu membantah klaim tersebut dan mengatakan bahwa pihaknya tidak menerima pemberitahuan tersebut.
"Posisi Israel adalah bahwa semua kedutaan besar, terutama kedutaan AS, seharusnya berada di ibukota Israel Jerusalem," kata kantor PM Israel dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Al Araby, Kamis (11/5/2017).
Presiden AS Donald Trump telah berjanji selama kampanyenya untuk memindahkan kedutaan besar Amerika ke Yerusalem, yang statusnya adalah salah satu masalah paling berdarah dari konflik Israel-Palestina.
Terkait hal tersebut masih harus dinantikan apakah Trump akan memenuhi janjinya. Namun, minggu lalu Wakil Presiden Mike Pence mengatakan bahwa presiden tersebut memberikan pertimbangan serius untuk tindak tersebut.
Trump saat ini dijadwalkan untuk mengunjungi Israel pada tanggal 22 Mei dan waktu perjalanan ke Israel telah menimbulkan spekulasi bahwa kunjungan tersebut dapat menandakan sebuah pengumuman besar.
Hari Yerusalem pada tanggal 23 Mei adalah hari libur nasional di Israel yang menandai 'penyatuan kembali' kota tersebut, setelah perebutan Yerusalem Timur dari Yordania pada tahun 1967.
Yerusalem Timur dianggap wilayah Palestina yang diduduki oleh masyarakat internasional.
Langkah pemindahan kedutaan yang diusulkan telah menarik kemarahan pejabat Palestina, dengan PLO mengancam untuk mencabut pengakuan Israel jika mereka terus maju.
Memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Jerusalem akan secara efektif memberikan pengakuan atas klaim Israel atas kota suci tersebut, yang secara ilegal dianeksasi setelah perang 1967.
(ian)