Pemimpin ISIS Mesir Tebar Ancaman
A
A
A
KAIRO - Pemimpin ISIS cabang Mesir memperingatkan umat Islam untuk menghindari pertemuan-pertemuan yang dihadiri umat Kritiani. Ini merupakan ancaman serangan lanjutan terhadap warga Kristen di negara tersebut setelah dua bom bunuh diri yang menargetkan dua gereja bulan lalu.
Dalam surat kabar mingguan Al Naba, yang dipublikasikan di platform pesan terenkripsi Telegram, pemimpin anonim tersebut juga memperingatkan umat Islam untuk menjauhkan diri dari target serangan seperti tentara dan polisi.
"Kami memperingatkan Anda untuk menjauh dari pertemuan yang dihadiri warga Kristen, juga pertemuan tentara dan polisi, dan daerah-daerah yang memiliki fasilitas pemerintahan politik," katanya seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Sabtu (6/5/2017).
Pembom bunuh diri ISIS meledakkan dua bom yang menargetkan gereja-gereja di kota Alexandria dan Tanta. Serangan bom bunuh diri itu menewaskan 45 orang pada pekan lalu.
Paus Francis mengunjungi Mesir untuk menyerukan agar hubungan damai antara orang Mesir. Ia juga mencoba menenangkan meningkatnya kekhawatiran atas keamanan umat Kristen di Mesir dan memperingatakan fanatisme agama.
Kelompok ekstrimis ISIS di Mesir berbasis di Semenanjung Sinai. Awalnya mereka hanyalah kelompok militan lokal yang dikenal dengan nama Al Wilayat Sinai. Mereka menentang pemerintah Mesir karena telah bertindak represif terhadap kelompok militan Sinai.
Terhitung sejak tahun 2014 lalu, mereka pun menyatakan sumpah setia kepada kelompok ekstrimis ISIS yang berpusat di Raqqa, Suriah. Meski begitu telah berjanji setia kepada ISIS, sejumlah media melaporkan bahwa kelompok ini beroperasi secara otonom. Bahkan mereka dinilai sebagai afiliasi ISIS yang paling aktif.
Dalam surat kabar mingguan Al Naba, yang dipublikasikan di platform pesan terenkripsi Telegram, pemimpin anonim tersebut juga memperingatkan umat Islam untuk menjauhkan diri dari target serangan seperti tentara dan polisi.
"Kami memperingatkan Anda untuk menjauh dari pertemuan yang dihadiri warga Kristen, juga pertemuan tentara dan polisi, dan daerah-daerah yang memiliki fasilitas pemerintahan politik," katanya seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Sabtu (6/5/2017).
Pembom bunuh diri ISIS meledakkan dua bom yang menargetkan gereja-gereja di kota Alexandria dan Tanta. Serangan bom bunuh diri itu menewaskan 45 orang pada pekan lalu.
Paus Francis mengunjungi Mesir untuk menyerukan agar hubungan damai antara orang Mesir. Ia juga mencoba menenangkan meningkatnya kekhawatiran atas keamanan umat Kristen di Mesir dan memperingatakan fanatisme agama.
Kelompok ekstrimis ISIS di Mesir berbasis di Semenanjung Sinai. Awalnya mereka hanyalah kelompok militan lokal yang dikenal dengan nama Al Wilayat Sinai. Mereka menentang pemerintah Mesir karena telah bertindak represif terhadap kelompok militan Sinai.
Terhitung sejak tahun 2014 lalu, mereka pun menyatakan sumpah setia kepada kelompok ekstrimis ISIS yang berpusat di Raqqa, Suriah. Meski begitu telah berjanji setia kepada ISIS, sejumlah media melaporkan bahwa kelompok ini beroperasi secara otonom. Bahkan mereka dinilai sebagai afiliasi ISIS yang paling aktif.
(ian)