Baru Diberlakukan, Bentrokan Pecah di Zona Aman Suriah

Sabtu, 06 Mei 2017 - 10:08 WIB
Baru Diberlakukan, Bentrokan...
Baru Diberlakukan, Bentrokan Pecah di Zona Aman Suriah
A A A
DAMASKUS - Pasukan pemerintah Suriah dan pejuang terlibat bentrok di provinsi Hama, Suriah barat laut, Jumat. Bentrokan terjadi tak lama setelah tercapainya kesepakatan yang dipimpin Rusia untuk menetapkan Zona Aman mulai berlaku.

Menurut kelompok pemantau Observatorium Suriah untuk HAM, jet tempur pemerintah Suriah menembaki desa al-Zalakiyat yang dikuasai oleh kelompok pejuang. Serangan juga terjadi di dekat daerah pedesaan Hama, lokasi pejuang Suriah terlibat baku tembak seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (6/5/2017).

Kelompok pemantau perang yang berbasis di Inggris itu mengatakan pasukan pemerintah menembaki kota-kota terdekat Kafr Zita dan Latamneh. Tidak ada komentar langsung dari tentara Suriah.

Mohammed Rasheed, juru bicara kelompok pejuang Jaish al-Nasr yang berbasis di Hama, mengkonfirmasi bahwa pertempuran telah pecah setelah tengah malam.

Pada hari Kamis, Iran dan Turki menyepakati proposal zona aman yang diajukan Rusia di Suriah. Namun, memorandum yang ditandatangani ketiga negara penjamin tersebut belum diumumkan, sehingga rinciannya tidak jelas.

Zona aman tersebut tampaknya dimaksudkan untuk menghentikan konflik di wilayah tertentu antara pasukan pemerintah dan pemberontak, serta berpotensi dipantau oleh pasukan asing.

Kementerian pertahanan Rusia telah mengatakan bahwa kesepakatan tersebut akan mulai berlaku pada Jumat tengah malam. Zona pertama dan terbesar berada di Suriah utara termasuk provinsi Idlib dan distrik yang berdampingan di Hama, Aleppo serta Latakia dengan populasi lebih dari 1 juta.

Pemerintah Suriah mendukung rencana zona aman tersebut, namun mengatakan akan terus memerangi apa yang disebut kelompok teroris. Sementara pejuang Suriah menolak kesepakatan tersebut dan mengatakan mereka tidak akan mengakui Iran sebagai penjamin rencana gencatan senjata apapun.

Badan oposisi utama Suriah, Komite Negosiasi Tinggi (HNC), yang mencakup kelompok-kelompok politik dan bersenjata, mengecam rencana tersebut sebelumnya meninggalkan pembicaraan. HNC mengatakan kesepakatan itu disimpulkan tanpa orang-orang Suriah dan tidak memiliki dasar legitimasi minimum.

Kesepakatan itu menandai usaha diplomatik terakhir untuk memadamkan pertempuran tersebut. Beberapa gencatan senjata dan kesepakatan telah runtuh selama perang multi-sisi, di mana ratusan ribu orang telah terbunuh.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0734 seconds (0.1#10.140)