Bertemu dengan Assad, Pemimpin Parlemen Eropa Panen Kecaman

Sabtu, 29 April 2017 - 06:04 WIB
Bertemu dengan Assad,...
Bertemu dengan Assad, Pemimpin Parlemen Eropa Panen Kecaman
A A A
STRASBOURG - Presiden Majelis Parlemen Dewan Eropa, Pedro Agramunt, menuai kecaman setelah melakukan pertemuan dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Agramunt diketahui telah mengunjungi Damaskus bulan lalu.

Senator Spanyol berusia 65 tahun itu sekarang dilarang melakukan perjalanan atau berbicara atas nama majelis Dewan setelah anggotannya memutuskan mosi tidak percaya kepadanya.

Keputusan tersebut diambil setelah Agramunt menolak untuk mengundurkan diri. Namun, majelis tidak memiliki kekuatan untuk memberhentikannya seperti dikutip dari Al Arabiya, Sabtu (29/4/2017).

Dewan Eropa, yang terdiri dari lebih dari 300 anggota parlemen nasional di seluruh benua, bertemu empat kali setahun selama satu minggu di Strasbourg untuk membahas pembelaan hak asasi manusia, promosi peraturan hukum dan upaya memerangi korupsi.

"Standar dan prinsip dewan majelis parlemen lebih penting daripada anggota individu manapun, dan integritas majelis kita harus dijunjung tinggi," kata Sir Roger Gale, wakil presiden senior Inggris, setelah memimpin rapat yang mengecam Agramunt.

Gerakan mosi tidak percaya itu mengikuti kunjungan politisi Spanyol bulan lalu ke ibukota Suriah, yang diatur oleh pemerintah Rusia, di mana dia bertemu dan di foto bersama Assad.

"Hal ini memuakkan untuk melihat bahwa presiden majelis ini telah berfoto dengan seseorang yang telah membunuh penduduknya sendiri," kata Oleksil Goncharenko dari Ukraina, seorang anggota majelis, yang menyinggung tuduhan serangan senjata kimia terhadap warga sipil yang dikaitkan dengan rezim Assad.

Agramunt, yang baru-baru ini meminta maaf karena berada di Damaskus, tidak menghadiri rapat dengar pendapat dan tidak segera memberikan komentar.

Dia juga dituduh tidak bertindak atas skandal korupsi sejak tahun 2013 yang dijuluki "Caviargate," di mana anggota majelis dituduh "dibeli" oleh pemerintah Azerbaijan.

Mereka dikatakan telah menerima hadiah termasuk karpet, kaviar dan akomodasi hotel mewah di Baku dengan imbalan tidak menyetujui sebuah laporan yang mengkritik situasi tahanan politik di Azerbaijan.

Seorang anggota parlemen Italia, Luca Volonte, tidak lagi menjadi anggota majelis, dicurigai telah menerima hampir 2,4 juta euro (USD 2,61 juta) dari Baku, yang membuatnya menjalani proses hukum di Italia.

Majelis dewan minggu ini menyetujui pencalonan tiga ahli independen untuk menyelidiki skandal Caviargate.

Agramunt, yang telah mengunjungi Baku dalam banyak kesempatan sebagai pemantau pemilu, sering dikatakan telah memblokir penyelidikan semacam itu.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7053 seconds (0.1#10.140)