Iran Sebut Serangan Rudal AS ke Suriah Untungkan Teroris
A
A
A
JAKARTA - Duta Besar Iran untuk Indonesia, Valiollah Mohammadi menuturkan, serangan rudal yang dilancarkan oleh Amerika Serikat (AS) ke Suriah pada bulan lalu menguntungkan kelompok teroris yang beroperasi di negara tersebut. AS setidaknya menembakkan59 rudal jelajah Tomahawk di sebuah pangkalan udara pemerintah Suriah pada tanggal 6 April.
"Serangan Tomahawk justru menguntungkan kelompok teroris dan oposisi. AS menembakkan tomahawk dengan alasan serangan kimia di Idlib, faktanya sampai sekarang tidak ada bukti yang menunjukan pemerintah Suriah yang melakukan itu," ucap Mohammadi pada Rabu (26/4).
Hal senada disampaikan oleh Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhael Y Galuzin. Dia menyatakan, serangan tersebut telah melemahkan kekuatan pemerintah Suriah, yang berdampak pada upaya melawan terorisme.
Terkait dengan serangan senjata kimia di Idlib, Galuzin mengatakan dia setuju dengan apa yang disampaikan oleh Mohammadi. Menurutnya, sampai saat ini tidak ada bukti yang menunjukan pemerintah Suriah sebagai dalangnya. Dia kemudian menyerukan untuk diadaknnya penyelidikan menyeluruh dan adil atas serangan itu.
"Tidak ada konsistensi dalam kebijakan AS. Mereka menyatakan pesawat berisi bahan kimia berangkat dari pangkalan udara Shayrat. Lantas, kenapa pangkalan udara itu dihancurkan," ucap Galuzin.
"Dengan adanya serangan itu, bukti soal serangan kimia, jika memang ada, saat kemungkinan besar sudah hilang. Itu sangat aneh, kontradiktif. Sekali lagi, tidak ada bukti serangan di Idlib dilakukan oleh pemerintah suriah," tukasnya.
"Serangan Tomahawk justru menguntungkan kelompok teroris dan oposisi. AS menembakkan tomahawk dengan alasan serangan kimia di Idlib, faktanya sampai sekarang tidak ada bukti yang menunjukan pemerintah Suriah yang melakukan itu," ucap Mohammadi pada Rabu (26/4).
Hal senada disampaikan oleh Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhael Y Galuzin. Dia menyatakan, serangan tersebut telah melemahkan kekuatan pemerintah Suriah, yang berdampak pada upaya melawan terorisme.
Terkait dengan serangan senjata kimia di Idlib, Galuzin mengatakan dia setuju dengan apa yang disampaikan oleh Mohammadi. Menurutnya, sampai saat ini tidak ada bukti yang menunjukan pemerintah Suriah sebagai dalangnya. Dia kemudian menyerukan untuk diadaknnya penyelidikan menyeluruh dan adil atas serangan itu.
"Tidak ada konsistensi dalam kebijakan AS. Mereka menyatakan pesawat berisi bahan kimia berangkat dari pangkalan udara Shayrat. Lantas, kenapa pangkalan udara itu dihancurkan," ucap Galuzin.
"Dengan adanya serangan itu, bukti soal serangan kimia, jika memang ada, saat kemungkinan besar sudah hilang. Itu sangat aneh, kontradiktif. Sekali lagi, tidak ada bukti serangan di Idlib dilakukan oleh pemerintah suriah," tukasnya.
(esn)