Rusia Siap Bahas Perjanjian Pengurangan Nuklir dengan AS
A
A
A
MOSKOW - Kepala Departemen Luar Negeri Rusia untuk Pengawasan Non-Proliferasi dan Senjata, Mikhail Ulyanov menyatakan, pihaknya siap untuk kembali membahas perjanjian pengurangan hulu ledak nuklir dengan Amerika Serikat (AS). Perjanjian tersebut diketahui bernama New Strategic Arms Reduction Treaty (START).
Ulyanov dalam sebuah pernyataan mengatakan, pembahasan lanjutan akan fokus pada masalah perpanjangan perjanjian tersebut. Perjanjian itu memiliki batas waktu hingga tahun 2021 mendatamg.
"Akankah kesepakatan tersebut diperpanjang? Masih belum jelas. Namun, bagaimanapun juga kami siap untuk membahas topik ini. Kesepakatan itu bisa diperpanjang hingga lima tahun," kata Ulyanov.
"Ini tidak hanya tergantung pada Rusia, tapi juga di AS. Namun, mereka belum menguraikan posisinya (dalam masalah ini). Jadi, tidak ada yang perlu dibicarakan sejauh ini," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Senin (24/4).
Perjanjian START antara Rusia dan AS mulai berlaku pada tanggal 5 Februari 2011. Kedua belah pihak sepakat berdasarkan perjanjian tersebut untuk mengurangi jumlah hulu ledak nuklir di angka 1.550 dan jumlah rudal dan pembom yang di angka 700.
Ulyanov dalam sebuah pernyataan mengatakan, pembahasan lanjutan akan fokus pada masalah perpanjangan perjanjian tersebut. Perjanjian itu memiliki batas waktu hingga tahun 2021 mendatamg.
"Akankah kesepakatan tersebut diperpanjang? Masih belum jelas. Namun, bagaimanapun juga kami siap untuk membahas topik ini. Kesepakatan itu bisa diperpanjang hingga lima tahun," kata Ulyanov.
"Ini tidak hanya tergantung pada Rusia, tapi juga di AS. Namun, mereka belum menguraikan posisinya (dalam masalah ini). Jadi, tidak ada yang perlu dibicarakan sejauh ini," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Senin (24/4).
Perjanjian START antara Rusia dan AS mulai berlaku pada tanggal 5 Februari 2011. Kedua belah pihak sepakat berdasarkan perjanjian tersebut untuk mengurangi jumlah hulu ledak nuklir di angka 1.550 dan jumlah rudal dan pembom yang di angka 700.
(esn)