Duterte Buka 'Lowongan Kerja' sebagai Pembunuh Pecandu Narkoba
A
A
A
MANILA - Presiden Rodrigo Duterte yang berjanji akan membunuh 100.000 pengedar narkoba dalam beberapa bulan menawarkan pekerjaan kepada para warganya yang pulang dari Arab Saudi. Pekerjaan yang ditawarkan adalah membunuh para pecandu narkoba di Filipina.
Tawaran kerja itu disampaikan Duterte saat menyambut kedatangan para warganya yang pulang dari Saudi, hari Selasa lalu. ”Jika Anda kehilangan pekerjaan, saya akan memberi Anda satu (pekerjaan). Bunuh semua pecandu narkoba,” katanya.
Seruan untuk membunuh para pecandu narkoba juga disampaikan Presiden Duterte kepada para pekerja di Bandara Internasional Ninoy Aquino. ”Bantu saya membunuh pecandu (narkoba),” katanya.
“Mari kita bunuh pecandu setiap hari,” lanjut Duterte, seperti dilansir Philippine Star. Dia kemudian membagikan amplop berisi uang 10.000 peso kepada 150 pekerja.
Presiden Filipina ini juga berterima kasih atas kontribusi para pekerja terhadap ekonomi negaranya. Dia berharap para pekerja di Filipina dapat membantunya dalam kampanye anti-narkoba.
Wakil Direktur Human Rights Watch Divisi Asia Phelim Kine menuduh Presiden Duterte menghasut kekerasan main hakim sendiri. “Komentar Duterte merupakan gagasan buruk untuk program penciptaan lapangan kerja,” katanya.
”Anjuran terbaru Duterte untuk pembunuhan main hakim sendiri tidak mengherankan,” ujar Kine, yang dilansir Jumat (21/4/2017).
”Dia telah berulang kali meminta masyarakat untuk membunuh pecandu narkoba sebagai bagian dari kampanye anti-narkobanya,” paparnya.
Menurut Human Rights Watch, polisi Filipina mengklaim telah membunuh 2.690 orang dalam perang melawan narkoba. Namun kelompok HAM ini menyatakan jumlah korban perang narkoba yang dicanangkan Duterte kemungkinan lebih besar.
Tawaran kerja itu disampaikan Duterte saat menyambut kedatangan para warganya yang pulang dari Saudi, hari Selasa lalu. ”Jika Anda kehilangan pekerjaan, saya akan memberi Anda satu (pekerjaan). Bunuh semua pecandu narkoba,” katanya.
Seruan untuk membunuh para pecandu narkoba juga disampaikan Presiden Duterte kepada para pekerja di Bandara Internasional Ninoy Aquino. ”Bantu saya membunuh pecandu (narkoba),” katanya.
“Mari kita bunuh pecandu setiap hari,” lanjut Duterte, seperti dilansir Philippine Star. Dia kemudian membagikan amplop berisi uang 10.000 peso kepada 150 pekerja.
Presiden Filipina ini juga berterima kasih atas kontribusi para pekerja terhadap ekonomi negaranya. Dia berharap para pekerja di Filipina dapat membantunya dalam kampanye anti-narkoba.
Wakil Direktur Human Rights Watch Divisi Asia Phelim Kine menuduh Presiden Duterte menghasut kekerasan main hakim sendiri. “Komentar Duterte merupakan gagasan buruk untuk program penciptaan lapangan kerja,” katanya.
”Anjuran terbaru Duterte untuk pembunuhan main hakim sendiri tidak mengherankan,” ujar Kine, yang dilansir Jumat (21/4/2017).
”Dia telah berulang kali meminta masyarakat untuk membunuh pecandu narkoba sebagai bagian dari kampanye anti-narkobanya,” paparnya.
Menurut Human Rights Watch, polisi Filipina mengklaim telah membunuh 2.690 orang dalam perang melawan narkoba. Namun kelompok HAM ini menyatakan jumlah korban perang narkoba yang dicanangkan Duterte kemungkinan lebih besar.
(mas)