Trump Tinjau Ulang Pencabutan Sanksi Iran
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah memerintahkan peninjauan ulang antar lembaga terkait pencabutan sanksi atas Iran. Trump ingin mengetahui apakah pencabutan sanksi tersebut sesuai dengan kepentingan keamanan nasional AS.
AS diketahui mencabut sanksi untuk Iran di bawah kesepakatan nuklir 2015. Dalam kesepakatan itu, Iran bersedia mengendalikan proyek nuklirnya dengan imbalan pencabutan sejumlah sanksi oleh negara-negara Barat.
Menteri Luar Negeri AS yang juga Sekretaris Negara, Rex Tillerson mengatakan bahwa Iran tetap sesuai dengan komitmennya berdasarkan kesepakatan untuk mengendalikan program nuklirnya. Meski begitu, masih ada kekhawatiran terkait perannya sebagai negara sponsor terorisme.
Ia juga mengatakan telah memberikan Ketua DPR AS, Paul Ryan, petinggi Partai Republik di Kongres, soal keputusan itu dan kepatuhan Iran di bawah kesepakatan, disepakati di bawah pemerintahan Obama.
"Presiden Donald J. Trump telah mengarahkan peninjauan ulang antar pimpinan Dewan Keamanan Nasional terhadap Rencana Aksi Bersama Komprehensif yang akan mengevaluasi apakah penangguhan sanksi yang terkait dengan Iran sesuai dengan JCPOA sangat penting untuk kepentingan keamanan nasional Amerika Serikat," kata Tillerson dalam sebuah pernyataan.
"Ini (Iran) tetap menjadi negara sponsor utama teror, melalui banyak platform dan metode," sambung Tillerson seperti dikutip dari Reuters, Rabu (19/4/2017).
Kesepakatan nuklir internasional pada 2015 antara Iran dan enam negara besar sepakat untuk membatasi program nuklir Teheran. Sebagai imbalannya adalah pencabutan sanksi ekonomi internasional terhadap Negeri Mullah itu.
Trump selama kampanye pemilu Presiden lalu kerap mencela dan mennyatakan akan mencabut kesepakatan itu. Trump menyebut kesepakatan itu adalah kesepakatan terburuk yang pernah dinegosiasikan.
AS diketahui mencabut sanksi untuk Iran di bawah kesepakatan nuklir 2015. Dalam kesepakatan itu, Iran bersedia mengendalikan proyek nuklirnya dengan imbalan pencabutan sejumlah sanksi oleh negara-negara Barat.
Menteri Luar Negeri AS yang juga Sekretaris Negara, Rex Tillerson mengatakan bahwa Iran tetap sesuai dengan komitmennya berdasarkan kesepakatan untuk mengendalikan program nuklirnya. Meski begitu, masih ada kekhawatiran terkait perannya sebagai negara sponsor terorisme.
Ia juga mengatakan telah memberikan Ketua DPR AS, Paul Ryan, petinggi Partai Republik di Kongres, soal keputusan itu dan kepatuhan Iran di bawah kesepakatan, disepakati di bawah pemerintahan Obama.
"Presiden Donald J. Trump telah mengarahkan peninjauan ulang antar pimpinan Dewan Keamanan Nasional terhadap Rencana Aksi Bersama Komprehensif yang akan mengevaluasi apakah penangguhan sanksi yang terkait dengan Iran sesuai dengan JCPOA sangat penting untuk kepentingan keamanan nasional Amerika Serikat," kata Tillerson dalam sebuah pernyataan.
"Ini (Iran) tetap menjadi negara sponsor utama teror, melalui banyak platform dan metode," sambung Tillerson seperti dikutip dari Reuters, Rabu (19/4/2017).
Kesepakatan nuklir internasional pada 2015 antara Iran dan enam negara besar sepakat untuk membatasi program nuklir Teheran. Sebagai imbalannya adalah pencabutan sanksi ekonomi internasional terhadap Negeri Mullah itu.
Trump selama kampanye pemilu Presiden lalu kerap mencela dan mennyatakan akan mencabut kesepakatan itu. Trump menyebut kesepakatan itu adalah kesepakatan terburuk yang pernah dinegosiasikan.
(ian)