Iran Tegaskan Hormati Hasil Referendum Turki
A
A
A
TEHERAN - Kementerian Luar Negeri Iran menyatakan, pihaknya menghormati hasil dari referendum yang berlangsung di Turki. Menurut Teheran, ini adalah pilihan masyarkat Turki, dan ini merupakan urusan dalam negeri Turki.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Ghasemi menegaskan, Iran tidak akan turut campur dalam urusan dalam negeri negara lain. Terkait dengan dampak referendum itu, Gashemi menyebut, masih terlalu dini untuk membahas hal tersebut.
“Ini adalah masalah dalam negeri Turki dan Iran menghormati apa pun pilihan masyarakat Turki. Terlalu dini untuk membicarakan dampak dari hasil referendum ini, namun kita berharap itu akan membantu perdamaian dan stabilitas di kawasan dan tentunya Turki,” ucap Gashemi, seperti dilansir Mehrnews pada Senin (17/4).
Sementara itu, ketika ditanya mengenai kerjasama militer antara Iran, Turki, dan Rusia, Gashemi menyatakan kerjasama tersebut akan berjalan normal.
Sebelumnya diwartakan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengklaim telah memenangkan referendum. Kemenangan ini memberikannya kekuatan yang besar dalam politik Turki modern.
Erdogan mengatakan, 25 juta orang telah mendukung usulan untuk menggantikan sistem parlementer Turki dengan sistem presidensial. Sebanyak 51,5 persen memberikan suara 'Ya' untuk merubah sistem pemerintahan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Ghasemi menegaskan, Iran tidak akan turut campur dalam urusan dalam negeri negara lain. Terkait dengan dampak referendum itu, Gashemi menyebut, masih terlalu dini untuk membahas hal tersebut.
“Ini adalah masalah dalam negeri Turki dan Iran menghormati apa pun pilihan masyarakat Turki. Terlalu dini untuk membicarakan dampak dari hasil referendum ini, namun kita berharap itu akan membantu perdamaian dan stabilitas di kawasan dan tentunya Turki,” ucap Gashemi, seperti dilansir Mehrnews pada Senin (17/4).
Sementara itu, ketika ditanya mengenai kerjasama militer antara Iran, Turki, dan Rusia, Gashemi menyatakan kerjasama tersebut akan berjalan normal.
Sebelumnya diwartakan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengklaim telah memenangkan referendum. Kemenangan ini memberikannya kekuatan yang besar dalam politik Turki modern.
Erdogan mengatakan, 25 juta orang telah mendukung usulan untuk menggantikan sistem parlementer Turki dengan sistem presidensial. Sebanyak 51,5 persen memberikan suara 'Ya' untuk merubah sistem pemerintahan.
(esn)