Oposisi Turki Tuding Penghitungan Suara Referendum Telah Dimanipulasi
A
A
A
ANKARA - Salah satu partai oposisi utama Turki, Partai Rakyat Republik (CHP), mengatakan bahwa pihak berwenang telah memanipulasi penghitungan suara sementara referendum amandemen konstitusi. Hal itu dikatakan oleh wakil ketua partai, Erdal Aksunger.
Menurut hasil penghitungan awal setelah 90 persen suara diproses, 52,5 persen pemilih mendukung amandemen konstitusi yang memperluas kekuasaan presiden Recep Tayyep Erdogan di negara itu.
"Ada manipulasi hasil. Menurut pengamatan kami, lawan dengan sistem presidensial menang. Kami menerima hasil tersebut dari berbagai provinsi. Mari kita lindungi pilihan kami," kata Aksunger seperti dikutip dari Sputniknews, Senin (17/4/2017).
Presiden Recep Tayyip Erdogan memberikan suara di Istanbul, Perdana Menteri Binali Yildirim di Izmir, sementara Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu di kota kelahirannya Antalya. Sedangkan para pemimpin partai oposisi utama, Kemal Kilicdaroglu dari Partai Republik Rakyat (CHP) dan Devlet Bahceli dari Partai Gerakan Nasionalis (MHP), memberikan suaranya di Ankara.
Pada tanggal 21 Januari, parlemen Turki menyetujui amandemen konstitusi yang akan memperkuat kekuasaan presiden atas legislatif dan yudikatif. Jika disetujui dalam referendum, presiden juga akan dapat tetap menjadi kepala partai politik yang mewakili, memiliki kemampuan untuk menunjuk sejumlah hakim tinggi dan menyatakan keadaan darurat, yang tidak diperbolehkan oleh undang-undang sebelumnya.
Keputusan ini menuai kritik dari partai-partai oposisi. Mereka memandang hal itu sebagai upaya perebutan kekuasaan oleh presiden.
Pemungutan suara ditutup pukul 13.00 waktu setempat di bagian timur Turki dan satu jam kemudian di tempat lain. Hasil voting dari wilayah timur Turki, di mana referendum mulai terlebih dahulu, diharapkan akan diumumkan segera.
Setidaknya 55,3 juta pemilih diharapkan memberikan suara mereka di 160.100 TPS, dengan 460 TPS pemungutan suara tambahan beroperasi di penjara. Warga Turki yang tinggal di luar negeri telah memberikan suara pada amandemen konstitusi sebelum hari pemungutan suara.
Keamanan di TPS dijaga oleh 380.000 polisi. Tidak ada pelanggaran serius yang terjadi, kecuali sebuah insiden di provinsi tenggara Diyarbakir, di mana dua orang tewas dalam penembakan dekat TPS.
Menurut hasil penghitungan awal setelah 90 persen suara diproses, 52,5 persen pemilih mendukung amandemen konstitusi yang memperluas kekuasaan presiden Recep Tayyep Erdogan di negara itu.
"Ada manipulasi hasil. Menurut pengamatan kami, lawan dengan sistem presidensial menang. Kami menerima hasil tersebut dari berbagai provinsi. Mari kita lindungi pilihan kami," kata Aksunger seperti dikutip dari Sputniknews, Senin (17/4/2017).
Presiden Recep Tayyip Erdogan memberikan suara di Istanbul, Perdana Menteri Binali Yildirim di Izmir, sementara Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu di kota kelahirannya Antalya. Sedangkan para pemimpin partai oposisi utama, Kemal Kilicdaroglu dari Partai Republik Rakyat (CHP) dan Devlet Bahceli dari Partai Gerakan Nasionalis (MHP), memberikan suaranya di Ankara.
Pada tanggal 21 Januari, parlemen Turki menyetujui amandemen konstitusi yang akan memperkuat kekuasaan presiden atas legislatif dan yudikatif. Jika disetujui dalam referendum, presiden juga akan dapat tetap menjadi kepala partai politik yang mewakili, memiliki kemampuan untuk menunjuk sejumlah hakim tinggi dan menyatakan keadaan darurat, yang tidak diperbolehkan oleh undang-undang sebelumnya.
Keputusan ini menuai kritik dari partai-partai oposisi. Mereka memandang hal itu sebagai upaya perebutan kekuasaan oleh presiden.
Pemungutan suara ditutup pukul 13.00 waktu setempat di bagian timur Turki dan satu jam kemudian di tempat lain. Hasil voting dari wilayah timur Turki, di mana referendum mulai terlebih dahulu, diharapkan akan diumumkan segera.
Setidaknya 55,3 juta pemilih diharapkan memberikan suara mereka di 160.100 TPS, dengan 460 TPS pemungutan suara tambahan beroperasi di penjara. Warga Turki yang tinggal di luar negeri telah memberikan suara pada amandemen konstitusi sebelum hari pemungutan suara.
Keamanan di TPS dijaga oleh 380.000 polisi. Tidak ada pelanggaran serius yang terjadi, kecuali sebuah insiden di provinsi tenggara Diyarbakir, di mana dua orang tewas dalam penembakan dekat TPS.
(ian)