Rusia, Iran, dan Suriah Tebar Ancaman pada AS
A
A
A
MOSKOW - Rusia, Iran, dan Suriah memperingatkan Amerika Serikat (AS) untuk tidak lagi melakukan serangan rudal ke Suriah. Menurut ketiganya, serangan lanjutan akan memiliki konsekuensi yang cukup buruk.
Peringatan itu disampaikan paska pertemuan antara Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Menteri Luar Negeri Suriah Walid Moallem, dan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif di Moskow.
"Ini adalah pelanggaran mencolok dari hukum internasional. Tindakan lanjut seperti ini akan menimbulkan konsekuensi serius tidak hanya untuk keamanan regional tapi global,” kata Lavrov, seperti dilansir Times of Israel pada Sabtu (15/4).
Sementara itu, Moallem mengatakan, pertemuan itu mengirim pesan kuat untuk Washington. Sedangkan Zarif menekankan ketiganya sepakat tindakan sepihak oleh AS tersebut adalah sesuatu yang tidak dapat diterima.
Seperti diketahui, AS melakukan serangan rudal ke Suriah sebagai respon atas serangan senjata kimia di Idlib. AS menembakan setidaknya 57 rudal Tomahawk ke sejumlah basis miliiter Suriah.
Terkait serangan senjata kimia, Lavrov kemarin melemparkan kecaman terhadap pengawas senjata kimia karena tidak mengirimkan tenaga ahli ke lokasi yang diduga menjadi tempat serangan senjata kimia terjadi.
Lavrov mengatakan, para penentang Assad pada dasarnya telah memberikan jaminan untuk Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) mengunjungi lokasi di mana setidaknya 87 orang tewas. Namun, pengawas menolak untuk mengirim para penyelidik.
“Mereka mengatakan bahwa itu sangat tidak aman, tetapi mereka tidak bisa mengajukan argumen yang meyakinkan,” kata diplomat top Rusia itu.
Peringatan itu disampaikan paska pertemuan antara Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Menteri Luar Negeri Suriah Walid Moallem, dan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif di Moskow.
"Ini adalah pelanggaran mencolok dari hukum internasional. Tindakan lanjut seperti ini akan menimbulkan konsekuensi serius tidak hanya untuk keamanan regional tapi global,” kata Lavrov, seperti dilansir Times of Israel pada Sabtu (15/4).
Sementara itu, Moallem mengatakan, pertemuan itu mengirim pesan kuat untuk Washington. Sedangkan Zarif menekankan ketiganya sepakat tindakan sepihak oleh AS tersebut adalah sesuatu yang tidak dapat diterima.
Seperti diketahui, AS melakukan serangan rudal ke Suriah sebagai respon atas serangan senjata kimia di Idlib. AS menembakan setidaknya 57 rudal Tomahawk ke sejumlah basis miliiter Suriah.
Terkait serangan senjata kimia, Lavrov kemarin melemparkan kecaman terhadap pengawas senjata kimia karena tidak mengirimkan tenaga ahli ke lokasi yang diduga menjadi tempat serangan senjata kimia terjadi.
Lavrov mengatakan, para penentang Assad pada dasarnya telah memberikan jaminan untuk Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) mengunjungi lokasi di mana setidaknya 87 orang tewas. Namun, pengawas menolak untuk mengirim para penyelidik.
“Mereka mengatakan bahwa itu sangat tidak aman, tetapi mereka tidak bisa mengajukan argumen yang meyakinkan,” kata diplomat top Rusia itu.
(esn)