Mikhail Gorbachev Sebut Dunia di Ambang Perang Dingin Baru
A
A
A
MOSKOW - Mantan pemimpin Rusia era Uni Soviet, Mikhail Gorbachev mengatakan, dunia berada di ambang perang dingin baru. Dia menyebut sudah banyak tanda yang menunjukan akan adanya perang dingin baru, salah satunya adalah perlombaan senjata.
Dalam sebuah wawancara dengan media Jerman, Bild, Gorbachev menuturkan situasi yang terjadi saat ini juga tidak terlepas dari peran media, khususnya media Barat, yang terus mengompori pihak-pihak yang bertentangan.
"Bahasa politisi dan personel militer tingkat atas menjadi semakin militan. Doktrin militer diformulasikan semakin keras. Media massa menangkap semua ini dan menambahkan bahan bakar ke api. Hubungan antara kekuatan-kekuatan besar terus memburuk. Hal ini menciptakan kesan dunia sedang bersiap untuk perang. Jadi semua indikasi dari perang dingin baru sudah tampak," ucap Gorbachev.
Dia menjelaskan pada paruh kedua tahun 1980-an, Uni Soviet dan Amerika Serikat (AS) mencapai sejumlah kesepakatan penting dan mulai mengurangi persenjataan nuklir mereka, situasi berubah setelah pembubaran Uni Soviet, dengan sekutu setia Rusia sekarang berdiri bertentangan dengan Moskow, dan munculnya sanksi anti-Rusia.
Gorbachev, seperti dilansir Sputnik pada Sabtu (15/4), kemudian menekankan perlombaan senjata saat ini sudah berlangsung. Dia menyebut, perlombaan senjata ini dipicu oleh tindakan NATO dikawasan Eropa timur.
"Hal ini tidak hanya dekat. Di beberapa tempat, itu sudah dalam ayunan penuh. Pasukan sedang dipindahkan ke Eropa, termasuk alat berat seperti tank dan kendaraan lapis baja. Belum lama pasukan NATO dan pasukan Rusia ditempatkan cukup jauh dari satu sama lain. Saat ini keduanya sudah saling berdekatan," tukasnya.
Pekan lalu, Gorbachev mengatakan pada pertemuan dengan anggota parlemen dari Partai Demokrat Sosial Jerman (SPD) di Moskow mengenai ada kebutuhan untuk kembali ke gagasan tentang "rumah bersama Eropa".
Dalam sebuah wawancara dengan media Jerman, Bild, Gorbachev menuturkan situasi yang terjadi saat ini juga tidak terlepas dari peran media, khususnya media Barat, yang terus mengompori pihak-pihak yang bertentangan.
"Bahasa politisi dan personel militer tingkat atas menjadi semakin militan. Doktrin militer diformulasikan semakin keras. Media massa menangkap semua ini dan menambahkan bahan bakar ke api. Hubungan antara kekuatan-kekuatan besar terus memburuk. Hal ini menciptakan kesan dunia sedang bersiap untuk perang. Jadi semua indikasi dari perang dingin baru sudah tampak," ucap Gorbachev.
Dia menjelaskan pada paruh kedua tahun 1980-an, Uni Soviet dan Amerika Serikat (AS) mencapai sejumlah kesepakatan penting dan mulai mengurangi persenjataan nuklir mereka, situasi berubah setelah pembubaran Uni Soviet, dengan sekutu setia Rusia sekarang berdiri bertentangan dengan Moskow, dan munculnya sanksi anti-Rusia.
Gorbachev, seperti dilansir Sputnik pada Sabtu (15/4), kemudian menekankan perlombaan senjata saat ini sudah berlangsung. Dia menyebut, perlombaan senjata ini dipicu oleh tindakan NATO dikawasan Eropa timur.
"Hal ini tidak hanya dekat. Di beberapa tempat, itu sudah dalam ayunan penuh. Pasukan sedang dipindahkan ke Eropa, termasuk alat berat seperti tank dan kendaraan lapis baja. Belum lama pasukan NATO dan pasukan Rusia ditempatkan cukup jauh dari satu sama lain. Saat ini keduanya sudah saling berdekatan," tukasnya.
Pekan lalu, Gorbachev mengatakan pada pertemuan dengan anggota parlemen dari Partai Demokrat Sosial Jerman (SPD) di Moskow mengenai ada kebutuhan untuk kembali ke gagasan tentang "rumah bersama Eropa".
(esn)