Horor Bom St Petersburg: Kereta Menganga, Mayat-mayat Tergeletak

Selasa, 04 April 2017 - 12:10 WIB
Horor Bom St Petersburg:...
Horor Bom St Petersburg: Kereta Menganga, Mayat-mayat Tergeletak
A A A
ST PETERSBURG - Pemandangan horor terjadi di gerbong kereta di stasiun bawah tanah di St Petersurg, Rusia, sesaat setelah bom meledak. Dampak ledakan itu memunculkan lubang menganga di gerbong kereta, di mana di dalamnya mayat-mayat tergeletak.

Sebanyak 11 orang tewas dan lebih dari 40 lainnya terluka dalam serangan bom di stasiun kereta bawah tanah metro Tekhnologichesky Institut, pada Senin sore.

Media Rusia, Interfax, mengutip sumber terkait menyebut ada dua tersangka yang salah satunya warga Asia Tengah. Namun, belum bisa dipastikan apakah salah satu tersangka melakukan bom bunuh diri dalam ledakan itu.

Hingga hari ini (4/4/2017), belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan di kereta bawah tanah. Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev menyatakan ledakan bom di kereta itu sebagai serangan teroris.

“(Aparat) sedang mencari pelaku dan penyelenggara serangan teror,” kata Komite Anti-Terorisme Nasional Rusia, dalam sebuah pernyataan.

Sebuah video amatir yang disiarkan oleh stasiun televisi Rusia menunjukkan orang-orang berbaring lokasi ledakan, dan yang lainnya menangis kesakitan karena mengalami pendarahan. Para korban yang menangis adalah yang dievakuasi dari gerbong kereta yang berlubang akibat ledakan bom.

”Ketika saya berbalik dan melihat, ada sejumlah besar orang terbaring di sana, ada sejumlah mayat,” kata Natalya Kirrillova, seorang saksi mata.

”Itu menakutkan. Dan ketika kami pergi, mereka mengevakuasi beberapa orang yang berlumuran darah. (Ada) seorang wanita, seluruh wajahnya mengalami luka besar,” lanjut Kirrillova.

Menurut Komite Anti-Terorisme Nasional Rusia, dua jam setelah dari ledakan bom, pihak berwenang menemukan bom lain yang dalam kondisi non-aktif. Stasiun yang jadi lokasi serangan merupakan titik transfer utama bagi penumpang untuk menuju Moskow.

Presiden Vladimir Putin telah menerima ucapan belasungkawa dari beberapa pemimpin dunia, seperti Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Presiden Belarus Alexander Lukashenko dan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Putin melalui stasiun televisi nasional mengumumkan tiga hari berkabung yang dimulai hari ini. “Lembaga penegak hukum dan intelijen melakukan yang terbaik untuk mencari penyebabnya dan memberikan gambaran lengkap tentang apa yang terjadi,” kata Putin.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5587 seconds (0.1#10.140)