Gibraltar Sebut UE Dukung Negara Penindas
A
A
A
GIBRALTAR - Pemimpin Gibraltar, Fabian Picardo menyebut Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk mendukung negara-negara penindas. Pernyataan ini muncul setelah Tusk memberikan Spanyol hak veto atas wilayah tersebut setelah Inggris resmi meninggalkan Uni Eropa (UE).
"Tusk, yang telah menggunakan analogi dari petisi perpisahan, berperilaku seperti suami yang dikhianati yang berusaha mengambil anak-anak mereka," kata Picardo dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Channel News Asia pada Senin (3/4).
Picardo mengatakan, Spanyol mencoba untuk menggertak Gibraltar dan UE memungkinkan penindasan terjadi. Dia mengatakan "British Overseas Territory" tidak akan membiarkan dirinya untuk menjadi bagian tawar-menawar dalam negosiasi Brexit. British Overseas Territory adalah 14 negara yang berada di bawah yuridksi Inggris.
"Kami tidak akan menjadi sebuah alat tawar, dan kami tidak akan menjadi korban Brexit karena kita tidak bukan penyebab dari Brexit: kita memilih untuk tinggal di UE sehingga mengambil adalah untuk memungkinkan Spanyol untuk berperilaku dengan cara pengganggu," katanya.
Masa depan Gibraltar, sebuah pos Inggris di ujung selatan Spanyol, telah menjadi sengketa besar sejak Perdana Menteri Theresa May mengajukan surat keluar resmi pada 29 Maret.Menurut rancangan posisi UE pada pembicaraan keluarnya Inggris, setelah Inggris meninggalkan UE, ada kesepakatan antara UEa dan Inggris yang berlaku untuk wilayah Gibraltar tanpa perjanjian antara Kerajaan Spanyol dan Inggris.
"Tusk, yang telah menggunakan analogi dari petisi perpisahan, berperilaku seperti suami yang dikhianati yang berusaha mengambil anak-anak mereka," kata Picardo dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Channel News Asia pada Senin (3/4).
Picardo mengatakan, Spanyol mencoba untuk menggertak Gibraltar dan UE memungkinkan penindasan terjadi. Dia mengatakan "British Overseas Territory" tidak akan membiarkan dirinya untuk menjadi bagian tawar-menawar dalam negosiasi Brexit. British Overseas Territory adalah 14 negara yang berada di bawah yuridksi Inggris.
"Kami tidak akan menjadi sebuah alat tawar, dan kami tidak akan menjadi korban Brexit karena kita tidak bukan penyebab dari Brexit: kita memilih untuk tinggal di UE sehingga mengambil adalah untuk memungkinkan Spanyol untuk berperilaku dengan cara pengganggu," katanya.
Masa depan Gibraltar, sebuah pos Inggris di ujung selatan Spanyol, telah menjadi sengketa besar sejak Perdana Menteri Theresa May mengajukan surat keluar resmi pada 29 Maret.Menurut rancangan posisi UE pada pembicaraan keluarnya Inggris, setelah Inggris meninggalkan UE, ada kesepakatan antara UEa dan Inggris yang berlaku untuk wilayah Gibraltar tanpa perjanjian antara Kerajaan Spanyol dan Inggris.
(esn)