Bom Meledak di Dekat Pusat Pelatihan Polisi Mesir, 16 Luka

Minggu, 02 April 2017 - 06:25 WIB
Bom Meledak di Dekat Pusat Pelatihan Polisi Mesir, 16 Luka
Bom Meledak di Dekat Pusat Pelatihan Polisi Mesir, 16 Luka
A A A
KAIRO - Sebuah bom meledak di dekat pusat pelatihan polisi di kota Delta Nil Tanta Sabtu dalam serangan yang diklaim oleh kelompok militan Islam. Sedikitnya 13 polisi dan tiga warga sipil terluka akibat serangan tersebut.

Bom itu ditanam di sebuah sepeda motor yang diparkir di dekat pusat pelatihan polisi. Otoritas keamanan pun langsung menutup lokasi untuk menyisir tempat kejadian, kata Kementerian Dalam Negeri dalam sebuah pernyataan. "Dua orang yang terluka berada dalam kondisi kritis," kata seorang juru bicara kementerian kesehatan dikutip dari Reuters, Minggu (2/4/2017).

Sebuah kelompok militan baru yang menyebut dirinya Louwaa el Thawra, atau Brigade Revolusi, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu melalui Twitter.

"Sebuah pusat pelatihan untuk milisi polisi provinsi Gharbia telah menjadi target dengan perangkat yang sangat eksplosif. Pejuang kami mundur dengan aman setelah menyelesaikan misi," kata pernyataan kelompok itu tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Mesir menghadapi pemberontakan Islamis yang dipimpin oleh cabang Negara Islam di Sinai Utara, di mana ratusan tentara dan polisi telah tewas. Ada juga serangan di Kairo dan kota-kota lainnya.

Hakim dan pejabat senior lainnya telah ditargetkan oleh Islam radikal yang marah dengan hukuman penjara terhadap anggota Ikhwanul Muslimin yang sekarang dilarang.

Ikhwanul Muslimin, yang menyatakan sebagai sebuah organisasi damai, memenangkan pemilu demokrasi pertama Mesir setelah pemberontakan 2011. Pemberontakan yang kemudian disusul dengan pemilu mengakhiri kekuasaan 30 tahun Hosni Mubarak.

Sejak Presiden Islamis Mohamed Mursi yang digulingkan pada pertengahan 2013 setelah demonstrasi terhadap pemerintahannya, jenderal yang kini menjadi presiden Abdel Fattah al-Sisi bersikap represif terhadap pendukung Ikhwanul Muslimin. Ratusan pendukung Ikhwanul telah tewas dan ribuan dipenjara atau dihukum sampai mati.

"Apakah Anda pikir kita sudah lupa darah martir kami? Balas dendam. Balas dendam adalah hak," kata kelompok militan itu di Twitter sekitar satu jam sebelum klaim tanggung jawab.

Brigade Revolusi telah mengaku bertanggung jawab atas sejumlah serangan, termasuk pembunuhan seorang pejabat militer senior Mesir yang ditembak saat meninggalkan rumahnya di pinggiran Kairo.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6162 seconds (0.1#10.140)