Berdalih Cek Menstruasi, 70 Siswi India Ditelanjangi
A
A
A
NEW DELHI - Pihak berwenang di negara bagian Uttar Pradesh, India, menyelidiki pihak sekolah setelah muncul laporan sebanyak 70 siswi ditelanjangi pihak pengawas sekolah. Tindakan keterlaluan ini dengan dalih untuk mengecek siapa yang menstruasi.
Pengecekan itu dilakukan setelah pengawas sekolah menemukan ceceran darah di pintu kamar mandi. Penyelidikan secara resmi diluncurkan pada Jumat kemarin.
Ke-70 gadis itu merupakan siswi Kasturba Gandhi Girls Residential School. Pengawas sekolah yang melakukan pemeriksaan itu diketahui bernama Surekha Tomar.
Penyelidikan dilakukan pihak kepolisian untuk menindaklanjuti aduan para orang tua siswi. Tomar di sekolah tersebut tercatat sebagai karyawan kontrak.
Sekolah itu berlokasi di Desa Digri, di Uttar Pradesh. Para siswi yang menolak dilucuti pakaiannya diancam akan dihukum secara mengerikan.
“Ada beberapa darah di pintu kamar mandi. Dia ingin mengecek. Dia meminta kami untuk telanjang. Dia ingin memeriksa apakah salah satu dari kami sudah mengalami periode (menstruasi),” kata salah satu siswi yang ditanya pihak penyidik polisi.
”Dia mengatakan kepada dua teman sekolah kami untuk memeriksa dan mengatakan jika Anda tidak memberi tahu kami, saya akan mengalahkan Anda,” lanjut siswi tersebut.
Insiden itu terjadi pada hari Kamis. Pengawas menghentikan pemeriksaan setelah ada keluhan dari orang tua siswi.
Awalnya, Tomar membela tindakannya dengan mengatakan bahwa dia menemukan darah di pintu kamar mandi. Dia pikir darah itu berasal dari salah satu siswi yang mulai menstruasi untuk pertama kalinya.
”Saya pikir berusia 10 tahun mungkin merasa takut atau malu untuk memberitahu saya jika mereka telah mulai merasakan periode (menstruasi), jadi saya ingin mencari tahu. Saya seperti wali mereka. Jika saya meminta mereka sesuatu seperti ini atau memeriksa mereka, saya tidak melakukan kejahatan,” ujarnya seperti dikutip dari BBC, Sabtu (1/4/2017).
Namun, Tomar kemudian menyangkal seluruh kejadian. Menurutnya, laporan yang muncul adalah konspirasi dari rekan-rekannya yang sudah kehilangan pekerjaan.
Seorang menteri di Uttar Pradesh Shrikant Sharma telah mengutuk tindakan itu. Dia meminta penyelidikan dilakukan secara tuntas untuk mengetahui kebenarannya.
Pengecekan itu dilakukan setelah pengawas sekolah menemukan ceceran darah di pintu kamar mandi. Penyelidikan secara resmi diluncurkan pada Jumat kemarin.
Ke-70 gadis itu merupakan siswi Kasturba Gandhi Girls Residential School. Pengawas sekolah yang melakukan pemeriksaan itu diketahui bernama Surekha Tomar.
Penyelidikan dilakukan pihak kepolisian untuk menindaklanjuti aduan para orang tua siswi. Tomar di sekolah tersebut tercatat sebagai karyawan kontrak.
Sekolah itu berlokasi di Desa Digri, di Uttar Pradesh. Para siswi yang menolak dilucuti pakaiannya diancam akan dihukum secara mengerikan.
“Ada beberapa darah di pintu kamar mandi. Dia ingin mengecek. Dia meminta kami untuk telanjang. Dia ingin memeriksa apakah salah satu dari kami sudah mengalami periode (menstruasi),” kata salah satu siswi yang ditanya pihak penyidik polisi.
”Dia mengatakan kepada dua teman sekolah kami untuk memeriksa dan mengatakan jika Anda tidak memberi tahu kami, saya akan mengalahkan Anda,” lanjut siswi tersebut.
Insiden itu terjadi pada hari Kamis. Pengawas menghentikan pemeriksaan setelah ada keluhan dari orang tua siswi.
Awalnya, Tomar membela tindakannya dengan mengatakan bahwa dia menemukan darah di pintu kamar mandi. Dia pikir darah itu berasal dari salah satu siswi yang mulai menstruasi untuk pertama kalinya.
”Saya pikir berusia 10 tahun mungkin merasa takut atau malu untuk memberitahu saya jika mereka telah mulai merasakan periode (menstruasi), jadi saya ingin mencari tahu. Saya seperti wali mereka. Jika saya meminta mereka sesuatu seperti ini atau memeriksa mereka, saya tidak melakukan kejahatan,” ujarnya seperti dikutip dari BBC, Sabtu (1/4/2017).
Namun, Tomar kemudian menyangkal seluruh kejadian. Menurutnya, laporan yang muncul adalah konspirasi dari rekan-rekannya yang sudah kehilangan pekerjaan.
Seorang menteri di Uttar Pradesh Shrikant Sharma telah mengutuk tindakan itu. Dia meminta penyelidikan dilakukan secara tuntas untuk mengetahui kebenarannya.
(mas)