PM Inggris Sebut Pelaku Teror London Bejat
A
A
A
LONDON - Perdana Menteri Inggris, Theresa May, mengecam serangan teror London. May menyebut pelaku aksi teror London sebagai teroris yang sakit dan bejat.
Ia juga memuji keberanian polisi yang berlari menuju bahaya dan mengatakan kepada orang-orang untuk pindah ke tempat yang aman. May pun mengkonfirmasi tingkat ancaman Inggris saat ini akan tetap berlaku.
"Lokasi serangan ini bukanlah sebuah kecelakaan. Teroris memilih untuk menyerang jantung Ibu Kota kami di mana orang-orang dari semua bangsa, agama dan budaya, datang bersama-sama. Jalan-jalan ini dari Westminster, rumah parlemen tertua di dunia mendarah daging dengan semangat kebebasan. Inilah sebabnya menjadi target bagi mereka yang menolak nilai-nilai tersebut. Setiap usaha untuk mengalahkan nilai-nilai ini melalui teror atau kekerasan akan gagal," kata May seperti dikutip dari Xinhua, Kamis (23/3/2017).
"Besok parlemen akan datang bersama-sama seperti biasa, dan London, dan orang-orang dari seluruh dunia yang datang ke kota besar ini, akan bangun dan berjalan seperti hari mereka yang biasa. Mereka akan naik kereta mereka, mereka akan meninggalkan hotel mereka, mereka akan berjalan di jalan-jalan ini, mereka akan menjalani kehidupan mereka. Dan kita semua akan maju bersama, tidak pernah menyerah pada teror dan tidak pernah membiarkan suara-suara dari kebencian dan jahat untuk memisahkan kita," tukasnya.
Sedikitnya lima orang tewas dan sekitar 40 lainnya luka-luka dalam serangan teror London. Lima korban tewas termasuk polisi dan pelaku. Serangan diawali dengan laju mobil yang ditabrakkan terhadap puluhan pejalan kaki di trotoar Westminster Bridge. Mobil terus melaju sampai akhirnya berhenti di depan gedung parlemen.
Pelaku yang bersenjata pisau turun dari mobil dan menikam seorang polisi penjaga kompleks gedung parlemen. Pelaku ditembak mati polisi setelah beraksi.
Ia juga memuji keberanian polisi yang berlari menuju bahaya dan mengatakan kepada orang-orang untuk pindah ke tempat yang aman. May pun mengkonfirmasi tingkat ancaman Inggris saat ini akan tetap berlaku.
"Lokasi serangan ini bukanlah sebuah kecelakaan. Teroris memilih untuk menyerang jantung Ibu Kota kami di mana orang-orang dari semua bangsa, agama dan budaya, datang bersama-sama. Jalan-jalan ini dari Westminster, rumah parlemen tertua di dunia mendarah daging dengan semangat kebebasan. Inilah sebabnya menjadi target bagi mereka yang menolak nilai-nilai tersebut. Setiap usaha untuk mengalahkan nilai-nilai ini melalui teror atau kekerasan akan gagal," kata May seperti dikutip dari Xinhua, Kamis (23/3/2017).
"Besok parlemen akan datang bersama-sama seperti biasa, dan London, dan orang-orang dari seluruh dunia yang datang ke kota besar ini, akan bangun dan berjalan seperti hari mereka yang biasa. Mereka akan naik kereta mereka, mereka akan meninggalkan hotel mereka, mereka akan berjalan di jalan-jalan ini, mereka akan menjalani kehidupan mereka. Dan kita semua akan maju bersama, tidak pernah menyerah pada teror dan tidak pernah membiarkan suara-suara dari kebencian dan jahat untuk memisahkan kita," tukasnya.
Sedikitnya lima orang tewas dan sekitar 40 lainnya luka-luka dalam serangan teror London. Lima korban tewas termasuk polisi dan pelaku. Serangan diawali dengan laju mobil yang ditabrakkan terhadap puluhan pejalan kaki di trotoar Westminster Bridge. Mobil terus melaju sampai akhirnya berhenti di depan gedung parlemen.
Pelaku yang bersenjata pisau turun dari mobil dan menikam seorang polisi penjaga kompleks gedung parlemen. Pelaku ditembak mati polisi setelah beraksi.
(ian)