Ditekan AS, PBB Tarik Laporan Tindakan Apartheid Israel
A
A
A
NEW YORK - PBB tampaknya memang lemah bila sudah menghadapi tekanan bertubi-tubi dari Amerika Serikat (AS). Ini terlihat dari ditariknya laporan soal tindakan apartheid Israel di wilayah Palestina yang diduduki.
AS sedari awal menolak laporan tersebut dan mendesak PBB untuk segera menarik laporan itu. Kurang dari sepekan semenjak laporan yang dirilis oleh Komisi PBB untuk Ekonomi dan Sosial Asia Barat (ESCWA) itu dirilis, PBB akhirnya takluk oleh tekanan AS, dan menarik laporan tersebut.
Melansir Al Arabiya pada Minggu (19/3), akibat pencabutan ini Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk ESCWA Rima Khalaf menyatakan mundur. Rima mengaku kecewa dengan sikap yang diambil oleh PBB, khususnya oleh Sekretaris Jenderal PBB.
"Saya tidak merasa heran negara-negara anggota, yang sekarang memiliki pemerintah yang tidak memperhatikan norma-norma dan nilai-nilai hak asasi manusia internasional, akan unjuk diri untuk intimidasi ketika mereka merasa sulit untuk mempertahankan kebijakan dan praktik melanggar hukum mereka," kata Rima.
"Ini adalah hal normal bagi para penjahat untuk memberikan tekanan dan serangan kepada mereka yang mengajukan tuntutan atas nama para korban," sambungnya.
Mundurnya Rima ini mendapat sambutan sinis dari pewakilan AS dan Israel di PBB. Duta Besar Israel untuk Danny Danon menyatakan, sosok seperti Rima, yang anti terhadap Israel seharusnya tidak diberi tempat di PBB.
AS sedari awal menolak laporan tersebut dan mendesak PBB untuk segera menarik laporan itu. Kurang dari sepekan semenjak laporan yang dirilis oleh Komisi PBB untuk Ekonomi dan Sosial Asia Barat (ESCWA) itu dirilis, PBB akhirnya takluk oleh tekanan AS, dan menarik laporan tersebut.
Melansir Al Arabiya pada Minggu (19/3), akibat pencabutan ini Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk ESCWA Rima Khalaf menyatakan mundur. Rima mengaku kecewa dengan sikap yang diambil oleh PBB, khususnya oleh Sekretaris Jenderal PBB.
"Saya tidak merasa heran negara-negara anggota, yang sekarang memiliki pemerintah yang tidak memperhatikan norma-norma dan nilai-nilai hak asasi manusia internasional, akan unjuk diri untuk intimidasi ketika mereka merasa sulit untuk mempertahankan kebijakan dan praktik melanggar hukum mereka," kata Rima.
"Ini adalah hal normal bagi para penjahat untuk memberikan tekanan dan serangan kepada mereka yang mengajukan tuntutan atas nama para korban," sambungnya.
Mundurnya Rima ini mendapat sambutan sinis dari pewakilan AS dan Israel di PBB. Duta Besar Israel untuk Danny Danon menyatakan, sosok seperti Rima, yang anti terhadap Israel seharusnya tidak diberi tempat di PBB.
(esn)