Turki Ancam Banjiri Eropa dengan 15.000 Pengungsi Per Bulan

Sabtu, 18 Maret 2017 - 11:31 WIB
Turki Ancam Banjiri Eropa dengan 15.000 Pengungsi Per Bulan
Turki Ancam Banjiri Eropa dengan 15.000 Pengungsi Per Bulan
A A A
ANKARA - Ketegangan antara Turki dengan Belanda dan Jerman belum mereda. Ankara kini mengancam akan mengirim 15.000 pengungsi per bulan ke Eropa.

Turki menyebut pengiriman 15.000 pengungsi ke Eropa itu bisa saja dilakukan untuk “meniup pikiran” Uni Eropa. Menteri Dalam Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu, menuduh Blok Eropa sedang bermain untuk mencegah Turki menjadi kuat. Tuduhan itu secara khusus dialamatkan kepada Jerman dan Belanda.

“Saya bilang, Eropa, apakah Anda memiliki keberanian? Jika Anda ingin, kita bisa membuka jalan bagi 15.000 pengungsi yang tidak kita kirim setiap bulan dan meniup pikiran Anda,” ujar Soylu seperti dilansir Hurriyet.

Menteri Turki merujuk kesepakatan antara Uni Eropa dan Ankara, di mana Turki setuju untuk membantu menghentikan aliran pengungsi melintasi perbatasan dan mengambil kembali migran yang ditolak suakanya di Eropa.

Turki dan Uni Eropa telah bersitegang sejak upaya kudeta militer menggoyang pemerintahan Erdogan pada tahun lalu. Uni Eropa telah mengkritik keras tindakan pembersihan oleh Pemerintah Erdogan terhadap semua pihak yang dianggap terlibat upaya kudeta. Pembersihan itu menargetkan tokoh oposisi, guru, wartawan, pegawai negeri sipil hingga para perwira militer.

Soylu melanjutkan, Jerman dan Belanda telah mengganggu unjuk rasa warga Turki di dua negara tersebut. Unjuk rasa itu untuk mendorong para ekspatriat Turki untuk memilih ”ya” dalam referendum konstitusi 16 April mendatang. Referendum itu untuk memperluas kekuasaan Presiden Erdogan.

”Siapa yang utama mencoba untuk menyelesaikan sesuatu? Jerman dan Belanda. Apakah pemilihan (referendum) akan diadakan di Jerman? Akankah Charter berubah di Jerman atau Belanda?,” tanya dia mengacu pada referendum yang akan digelar di Turki.

”Ini adalah masalah internal kami. Apa peduli Anda? Mengapa Anda terlibat di dalamnya? Apakah Anda menerima Turki ke dalam Uni Eropa? Apakah Anda memberikan dukungan pada Turki dalam memerangi terorisme?,” lanjut dia.

”Ada permainan yang dimainkan untuk melawan Turki guna mencegah (Ankara) menjadi kuat di masa depan,” imbuh Soylu, yang dikutip Sabtu (18/3/2017).
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8276 seconds (0.1#10.140)
pixels