Pemulihan Terumbu Karang Raja Ampat Butuh Ratusan Tahun

Kamis, 16 Maret 2017 - 15:37 WIB
Pemulihan Terumbu Karang Raja Ampat Butuh Ratusan Tahun
Pemulihan Terumbu Karang Raja Ampat Butuh Ratusan Tahun
A A A
JAKARTA - Pemulihan terumbu karang Raja Ampat, Papua, yang rusak membutuhkan waktu ratusan tahun. Terumbu karang yang terkenal indah di dunia ini rusak akibat ditabrak kapal pesiar Inggris Caledonian Sky, 4 Maret lalu.

Kapal pesiar mewah ini dioperasikan perusahaan Noble Caledonia. Menurut perusahaan tersebut, nakhoda kapal Caledonian Sky sudah memiliki pengalaman menjelajahi perairan Asia-Pasifik selama lebih dari 20 tahun.

Pihak Konservasi Internasional kepada SBS, Kamis (16/3/2017) mengatakan masih ada terumbu sehat yang melimpah di sekitar lokasi grounding akan memungkinkan regenerasi alami.

Baca Juga: Kapal Inggris Kandas di Raja Ampat dan Merusak Ekosistem Laut
Dr Mark Erdmann, ahli ekologi terumbu karang yang juga Wakil Presiden Program Kelautan Asia-Pasifik Konservation Internasional yang telah bekerja di Raja Ampat selama sekitar 15 tahun, mengatakan butuh beberapa ratus tahun untuk mengembalikan terumbu karang Raja Ampat ke keadaan semula.

”Di bawah kondisi terbaik, kawasan tersebut butuh satu dekade atau lebih untuk mengembalikan ke persentase yang sama, dan dengan mudah bisa mengambil beberapa abad untuk memulihkan ke keadaan semula,” kata Erdmann.

”Kami akan merekomendasikan zona larangan melintas ke situs yang ketat selama setidaknya lima tahun ke depan, untuk mencegah tekanan lebih lanjut dari kegiatan penangkapan ikan atau pariwisata dan memungkinkan potensi pemulihan secara maksimum,” lanjut Erdmann.

Pihak berwenang memperkirakan nilai dari terumbu karang Raja Ampat sekitar USD817-USD1.296 per meter persegi. Tapi, menurut Erdmann nilainya bisa lebih dari itu.

Sebagai perbandingan, kerusakan terumbu karang di Northern Marianas Commonwealth akibat dihantam kapal, otoritas setempat mengajukan gugatan sebesar USD3.000 per meter persegi.

”Dalam hal ini, Caledonia Sky akan didenda USD6.000 per meter persegi jika kecelakaan ini terjadi di Northern Marianas,” ujar Erdmann.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5270 seconds (0.1#10.140)