Polisi Belanda-Demonstran Bentrok, Menteri Turki Diamankan ke Jerman
A
A
A
AMSTERDAM - Polisi anti huru hara Belanda terlibat bentrokan dengan pengunjuk rasa di Rotterdam. Bentrokan ini terjadi di tengah pertikaian diplomatik dengan Turki. Pihak keamanan pun terpaksa mengawal Menteri Turki ke luar negeri.
Meriam air dan polisi berkuda diturunkan oleh otoritas Belanda untuk membubarkan sekitar 1.000 orang diluar konsulat Turki. Pemerintah Belanda mengatakan aksi unjuk rasa itu akan menimbulkan ketegangan jelang pemilihan umum di negara itu seperti dikutip dari BBC, Minggu (12/3/2017).
Sementara itu, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengatakan bahwa Menteri Keluarga Turki Fatma Betul Sayan Kaya telah dibawa ke perbatasan Jerman oleh polisi. Sayan Kaya tiba di Belanda jelang unjuk rasa, namun ia ditolak untuk masuk ke konsulat di Rotterdam.
Dalam postingan di Facebook, Rutte mengatakan upaya untuk menemukan solusi yang masuk akal atas perbedaan antar negara tidak mungkin, sementara menolak kedatangan Kaya di Rotterdam sebagai tindakan yang tidak dapat disalahkan.
Terkait hal ini, Kaya pun meminta kepada dunia internasional untuk bertindak. "Dunia harus mengambil sikap atas nama demokrasi terhadap tindakan fasis ini! Perilaku terhadap seorang menteri perempuan ini tidak bisa diterima!" cuit Kaya di akun Twitternya.
Surat Hurriyet Turki kemudian melaporkan bahwa Kaya telah terbang dari Cologne kembali ke Istanbul.
Meriam air dan polisi berkuda diturunkan oleh otoritas Belanda untuk membubarkan sekitar 1.000 orang diluar konsulat Turki. Pemerintah Belanda mengatakan aksi unjuk rasa itu akan menimbulkan ketegangan jelang pemilihan umum di negara itu seperti dikutip dari BBC, Minggu (12/3/2017).
Sementara itu, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengatakan bahwa Menteri Keluarga Turki Fatma Betul Sayan Kaya telah dibawa ke perbatasan Jerman oleh polisi. Sayan Kaya tiba di Belanda jelang unjuk rasa, namun ia ditolak untuk masuk ke konsulat di Rotterdam.
Dalam postingan di Facebook, Rutte mengatakan upaya untuk menemukan solusi yang masuk akal atas perbedaan antar negara tidak mungkin, sementara menolak kedatangan Kaya di Rotterdam sebagai tindakan yang tidak dapat disalahkan.
Terkait hal ini, Kaya pun meminta kepada dunia internasional untuk bertindak. "Dunia harus mengambil sikap atas nama demokrasi terhadap tindakan fasis ini! Perilaku terhadap seorang menteri perempuan ini tidak bisa diterima!" cuit Kaya di akun Twitternya.
Surat Hurriyet Turki kemudian melaporkan bahwa Kaya telah terbang dari Cologne kembali ke Istanbul.
(ian)