Senjata Penyadapan Diungkap WikiLeaks, CIA Membela Diri
A
A
A
WASHINGTON - Central Intelligence Agency (CIA) Amerika Serikat (AS) membela diri setelah ”senjata cyber” untuk penyadapan besar-besaran diungkap organisasi anti-kerahasiaan WikiLeaks. CIA mengklaim, apa yang dituduhkan WikiLeaks itu semata-mata untuk melindungi AS dari serangan teroris.
CIA belum berani mengonfirmasi kebenaran dari bocoran data WikiLeaks soal teknik penyadapan rahasia yang dilakukan badan intelijen AS itu secara besar-besaran. Teknik penyadapan yang disebut WikiLeaks sebagai “Vault 7” itu menargetkan mayoritas ponsel pintar di seluruh dunia, perusahaan-perusahaan teknologi hingga televisi digital.
”Meskipun upaya Assange (pendiri WikiLeaks) dan sejenisnya, CIA terus agresif mengumpulkan data intelijen asing di luar negeri untuk melindungi Amerika dari teroris, dan negara musuh dan lawan lainnya,” kata juru bicara CIA Jonathan Liu, seperti dikutip Reuters, Jumat (10/3/2017).
Sebelumnya, dalam sebuah konferensi pers pada hari Kamis, pendiri dan editor WikiLeaks Julian Assange mengklaim bahwa imbas dari “senjata cyber” untuk teknik penyadapan canggih CIA telah menyebabkan kerusakan besar bagi perusahaan-perusahaan teknologi dengan nilai kerugian miliaran dolar.
Assange mengklaim bahwa WikiLeaks masih menyimpan informasi teknis tentang strategi peretesan atau penyadapan CIA. Informasi itu akan ditahan WikiLeaks sampai semua materi secara efektif diungkap.
Pendiri WikiLeaks yang masih bersembunyi di Keduataan Ekuador di London ini membantah tuduhan bahwa organisasinya bekerja untuk Rusia. Assange mengecam wartawan yang mengajukan pertanyaan soal tuduhan seperti itu.
Menurutnya, pertanyaan wartawan seperti itu tidak berbobot karena hanya untuk mengalihkan isu atau masalah yang sedang terjadi.
CIA belum berani mengonfirmasi kebenaran dari bocoran data WikiLeaks soal teknik penyadapan rahasia yang dilakukan badan intelijen AS itu secara besar-besaran. Teknik penyadapan yang disebut WikiLeaks sebagai “Vault 7” itu menargetkan mayoritas ponsel pintar di seluruh dunia, perusahaan-perusahaan teknologi hingga televisi digital.
”Meskipun upaya Assange (pendiri WikiLeaks) dan sejenisnya, CIA terus agresif mengumpulkan data intelijen asing di luar negeri untuk melindungi Amerika dari teroris, dan negara musuh dan lawan lainnya,” kata juru bicara CIA Jonathan Liu, seperti dikutip Reuters, Jumat (10/3/2017).
Sebelumnya, dalam sebuah konferensi pers pada hari Kamis, pendiri dan editor WikiLeaks Julian Assange mengklaim bahwa imbas dari “senjata cyber” untuk teknik penyadapan canggih CIA telah menyebabkan kerusakan besar bagi perusahaan-perusahaan teknologi dengan nilai kerugian miliaran dolar.
Assange mengklaim bahwa WikiLeaks masih menyimpan informasi teknis tentang strategi peretesan atau penyadapan CIA. Informasi itu akan ditahan WikiLeaks sampai semua materi secara efektif diungkap.
Pendiri WikiLeaks yang masih bersembunyi di Keduataan Ekuador di London ini membantah tuduhan bahwa organisasinya bekerja untuk Rusia. Assange mengecam wartawan yang mengajukan pertanyaan soal tuduhan seperti itu.
Menurutnya, pertanyaan wartawan seperti itu tidak berbobot karena hanya untuk mengalihkan isu atau masalah yang sedang terjadi.
(mas)