Polusi Bunuh 1,7 Juta Anak-Anak per Tahun

Rabu, 08 Maret 2017 - 22:15 WIB
Polusi Bunuh 1,7 Juta...
Polusi Bunuh 1,7 Juta Anak-Anak per Tahun
A A A
NEW YORK - Menjaga lingkungan abiotik dan biotik agar tetap lestari sangatlah penting. Dengan udara dan air yang bersih, manusia dapat hidup lebih nyaman dan sehat. Impian itu tidak sulit dicapai. Pemerintah dan masyarakat hanya perlu memeliharanya dengan mengatur limbah dan konsisten tidak membuang sampah sembarangan. Dampak dari kecerobohan manusia dalam mengelola lingkungan hidup sangatlah besar.

Baru-baru ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan, sebanyak seperempat kematian anak-anak di bawah umur 5 tahun di penjuru dunia diakibatkan polusi udara dan air, asap rokok , dan rendahnya kebersihan. Menurut WHO, lingkungan yang tercemar limbah berpotensi menyebabkan beragam penyakit bagi anak-anak, mulai dari diare hingga kanker.

”Akibat dari tidak bersihnya lingkungan dan rendahnya sanitasi, sebanyak 1,7 juta anak-anak meninggal setiap tahun,” ungkap WHO, dalam laporan mereka, dikutip kantor berita Reuters. Anak-anak menjadi korban utama dan pertama karena jauh lebih rentan dibandingkan orang dewasa.

Air dan udara yang sudah tercemar limbah dan tingkat polusi tinggi dapat menewaskan mereka dalam hitungan tahun. ”Seperti diketahui, sistem imunisasi dan organ mereka masih berkembang,” ungkap WHO.

Kerusakan organ tubuh anak tidak diawali ketika mereka sudah mengenal luar rumah, tapi saat mereka masih berada di dalam kandungan sang ibu. Sebab, ibu yang mengandungnya juga kemungkinan kurang sehat. Peluang hidup anak dinilai akan bergantung pada kekuatan sistem imun setiap anak yang berbeda.

Berdasarkan laporan WHO, anak-anak di wilayah industrialisasi atau perkotaan berpeluang lebih besar mengalami pneumonia dibandingkan mereka yang hidup di wilayah non industrialisasi atau pedesaan, meski sifatnya relatif.

Polusi udara dapat menyebabkan mereka menderita asma, gangguan jantung, stroke, dan kanker. WHO juga melaporkan, anak-anak yang tidak dapat mengakses air bersih dan dikelilingi asap pabrik yang membakar batu bara berisiko tinggi mengalami diare. Kesehatan mereka akan menurun seiring waktu.

Di samping itu, mereka juga terancam penyakit lain jika mengonsumsi makanan atau minuman berbahan kimia. Ahli kesehatan publik WHO Maria Neira mengatakan, tingkat polusi udara, tanah, dan air harus segera dibendung dengan menerapkan sistem peduli lingkungan.

Dia mendesak pemerintah dari semua negara di dunia untuk menyelamatkan anak-anak sebagai generasi masa depan bangsa dengan menyediakan lingkungan yang sehat.

”Menanamkan investasi dalam membersihkan lingkungan dari polusi yang meningkatkan risiko penyakit akan memberikan keuntungan yang sangat besar di bidang kesehatan bagi kita semua. Kita bisa memulainya dengan meningkatkan kualitas air atau menggunakan energi yang lebih ramah lingkungan,” katanya.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6201 seconds (0.1#10.140)