Dikira Dokter Meninggal, Wanita India Dikremasi Hidup-hidup
A
A
A
ALIGARH - Dokter Rumah Sakit Sharda di India melakukan kesalahan fatal, di mana seorang pasien wanita dinyatakan meninggal dunia padahal masih hidup. Gara-gara percaya dokter tersebut, pihak keluarga mengkremasi pasien dalam kondisi hidup-hidup.
Korban yang akhirnya meninggal diketahui bernama Rachna Sisodia, 24. Menurut dokter di rumah sakit wilayah negara bagian Uttar Pradesh, India utara, Sisodia, meninggal karena infeksi paru-paru.
Setelah dinyatakan meninggal oleh sang suami Devesh Chaudhary, 23, tubuh Sisodia dibawa ke lokasi pembakaran jenazah di Aligarh. Teman-teman korban juga ikut menjalankan ritual kremasi itu.
Namun, salah satu dari mereka tiba-tiba menyeret tubuh Sisodia dari pembakaran jenazah, karena percaya bahwa wanita itu masih hidup.
Kendati demikian, langkah itu telah terlambat. Dari pemeriksaan post-mortem menunjukkan bahwa bagian tenggorokan dan paru-paru Sisodia sudah hangus.
Polisi mengatakan organ penting korban tidak bisa dipulihkan jika korban tidak bisa bernapas. Sementara itu, dua dokter rumah sakit mengatakan penyebab kematian korban bukan karena infeksi paru-paru, tetapi karena shock akibat dibakar hidup-hidup.
”Hal ini terjadi ketika seseorang dibakar hidup-hidup, partikel halus masuk ke dalam dengan nafas. Jika seseorang sudah meninggal, partikel tersebut tidak dapat mencapai paru-paru dan tenggorokan.Jadi, para dokter menyimpulkan bahwa wanita itu dibakar hidup-hidup di tumpukan kayu,” kata Rajesh Pandey, seorang inspektur polisi senior di wilayah setempat, seperti dikutip IB Times, Jumat (3/3/2017).
Dr Pankal Mishra yang melakukan post-mortem mengatakan bahwa tubuh Sisodia mengalami luka bakar 70 persen. Tapi, dia tidak berani menyimpulkan apakah wanita itu menjadi korban kremasi atau tidak. Sebuah tes DNA akan dilakukan pada wanita tersebut.
Korban yang akhirnya meninggal diketahui bernama Rachna Sisodia, 24. Menurut dokter di rumah sakit wilayah negara bagian Uttar Pradesh, India utara, Sisodia, meninggal karena infeksi paru-paru.
Setelah dinyatakan meninggal oleh sang suami Devesh Chaudhary, 23, tubuh Sisodia dibawa ke lokasi pembakaran jenazah di Aligarh. Teman-teman korban juga ikut menjalankan ritual kremasi itu.
Namun, salah satu dari mereka tiba-tiba menyeret tubuh Sisodia dari pembakaran jenazah, karena percaya bahwa wanita itu masih hidup.
Kendati demikian, langkah itu telah terlambat. Dari pemeriksaan post-mortem menunjukkan bahwa bagian tenggorokan dan paru-paru Sisodia sudah hangus.
Polisi mengatakan organ penting korban tidak bisa dipulihkan jika korban tidak bisa bernapas. Sementara itu, dua dokter rumah sakit mengatakan penyebab kematian korban bukan karena infeksi paru-paru, tetapi karena shock akibat dibakar hidup-hidup.
”Hal ini terjadi ketika seseorang dibakar hidup-hidup, partikel halus masuk ke dalam dengan nafas. Jika seseorang sudah meninggal, partikel tersebut tidak dapat mencapai paru-paru dan tenggorokan.Jadi, para dokter menyimpulkan bahwa wanita itu dibakar hidup-hidup di tumpukan kayu,” kata Rajesh Pandey, seorang inspektur polisi senior di wilayah setempat, seperti dikutip IB Times, Jumat (3/3/2017).
Dr Pankal Mishra yang melakukan post-mortem mengatakan bahwa tubuh Sisodia mengalami luka bakar 70 persen. Tapi, dia tidak berani menyimpulkan apakah wanita itu menjadi korban kremasi atau tidak. Sebuah tes DNA akan dilakukan pada wanita tersebut.
(mas)