Klaim Bisa Perbesar Payudara, Iklan Minuman China Dikecam

Sabtu, 25 Februari 2017 - 04:32 WIB
Klaim Bisa Perbesar Payudara, Iklan Minuman China Dikecam
Klaim Bisa Perbesar Payudara, Iklan Minuman China Dikecam
A A A
BEIJING - Perusahaan minuman di China dikecam publik setelah iklannya mengklaim air kelapa bisa memperbesar payudara perempuan. Iklan yang dibintangi model cantik itu juga mengklaim minuman tersebut bisa membuat konsumen menjadi putih dalam sehari.

Iklan minuman air kelapa itu diluncurkan perusahaan The Coconut Palm Group. Gara-gara iklan itu, perusahaan dihukum untuk tidak diperbolehkan mengeluarkan klaim sembarangan.

Salah satu adegan dalam iklan tersebut menunjukkan beberapa model cantik berlari di pantai. Dalam gerakan lambat, mereka memegang produk jus minuman di salah satu tangan mereka. Adegan itu juga memamerkan bagian dada para model yang mengenakan kaus tipis warna putih.

“Dapat dalam sehari dan Anda akan menjadi putih, lembut dan berdada,” bunyi slogan iklan dalam iklan tersebut. Sang model juga mengatakan; “Sebuah kaleng Coconut Palm dalam sehari akan membuat sosok menjadi anggun.”

Publik China melalui media sosial mengecam perusahaan minuman tersebut. Menurut mereka, klaim dalam iklan itu “konyol” untuk mengaitkan antara air kelapa dan pembesaran payudara.

Minuman dari produk tersebut diketahui bukan minuman bernutrisi. Pihak berwenang China dari Biro Perlindungan Konsumen serta pihak Administrasi Radio, Film dan Televisi Negara diminta untuk menyelidiki iklan kontroversial tersebut.

Seorang staf di perusahaan The Coconut Palm Group mengatakan bahwa minuman yang diiklankan tidak mencakup bahan baru. Sedangklan klaim bisa memperbesar payudara diambil dari penelitian 20 tahun silam yang pernah diterbitkan surat kabar Hong Kong.

“Kami melihat manfaat ini dari koran Hong Kong pada tahun 1997,” kata staf perusahaan itu kepada Beijing News, dalam kondisi anonim.

”Manajer kami baru-baru ini merasa itu bisa dimasukkan sebagai bagian dari pemasaran kami. Jadi kami menggunakannya sebagai referensi,” lanjut dia, yang dilansir semalam (24/2/2017).

Tapi, perusahaan mengakui tidak melakukan studi apapun untuk membuat klaim kontroversial seperti yang diiklankan.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3026 seconds (0.1#10.140)