Siti Aisyah Dilaporkan Tinggal di China 3 Bulan sebelum Beraksi
A
A
A
BEIJING - Dua wanita yang diduga membunuh Kim Jong-nam, 46, kakak tiri pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un, dilaporkan tinggal di China selama tiga bulan terakhir sebelum menjalankan tugas “mematikan”. Dua wanita itu adalah Siti Aisyah, 25, asal Indonesia dan Doan Thi Huong, 29, asal Vietnam.
Laporan itu berasal dari media Beijing, China Press, pada Jumat (17/2/2017). Dalam laporan itu, Siti dan Doan kemungkinan bukan agen mata-mata Korut, tapi diduga korban penipuan jaringan mata-mata rezim Pyongyang untuk menjalankan tugas membunuh Kim Jong-nam.
Siti adalah tersangka kedua dalam kasus pembunuhan Kim Jong-nam yang ditangkap polisi Malaysia pada Kamis sekitar pukul 02.00 dini hari. Sedangkan Doan ditangkap sehari sebelumnya.
Mereka terekam CCTV Bandara Kuala Lumpur saat salah satu dari mereka menyemprotkan racun ke wajah Kim Jong-nam hari Senin lalu. Kakak tiri diktator Korut itu dibunuh saat menunggu penerbangan ke Macau, China.
Menurut laporan China Press, Doan dan Siti tinggal di Cina selama satu hingga tiga bulan untuk mengenal individu lelaki tertentu. Selama waktu itu, mereka juga bekerja sebagai perempuan escort.
Lelaki yang dikenal kedua wanita itu adalah mata-mata. Lelaki itu pula yang memperkenalkan Doan kepada empat pria, yang saat ini diburu para polisi terkait kasus pembunuhan Kim Jong-nam.
Masih menurut laporan tersebut, Siti dan Doan telah berlatih teknik ”spoof” berkali-kali dan mampu melaksanakan proses itu secara mahir.
Laporan juga menyebut bahwa Siti Aisyah ditugasi menggunakan saputangan untuk menutupi wajah Jong-nam sedangkan Doan menyemprotkan suntikan.
Kedua wanita telah mengklaim bahwa mereka tidak tahu bahwa hal itu akan menyebabkan kematian, karena mereka pikir itu hanya hanya adegan lelucon yang diperintahkan orang lain.
Siti mengaku baru bertemu Kim Jong-nam sekali dan baru menyadari jika korban adalah kakak tiri Kim Jong-un. Setelah aksi itu, Doan dan Siti melarikan diri dengan taksi.
Untuk adegan lelucon itu, Siti diduga dibayar USD100 oleh orang yang menyuruhnya. Uang itu telah disita polisi Malaysia dari kamar hotel tempat dia bersembunyi.
Laporan itu berasal dari media Beijing, China Press, pada Jumat (17/2/2017). Dalam laporan itu, Siti dan Doan kemungkinan bukan agen mata-mata Korut, tapi diduga korban penipuan jaringan mata-mata rezim Pyongyang untuk menjalankan tugas membunuh Kim Jong-nam.
Siti adalah tersangka kedua dalam kasus pembunuhan Kim Jong-nam yang ditangkap polisi Malaysia pada Kamis sekitar pukul 02.00 dini hari. Sedangkan Doan ditangkap sehari sebelumnya.
Mereka terekam CCTV Bandara Kuala Lumpur saat salah satu dari mereka menyemprotkan racun ke wajah Kim Jong-nam hari Senin lalu. Kakak tiri diktator Korut itu dibunuh saat menunggu penerbangan ke Macau, China.
Menurut laporan China Press, Doan dan Siti tinggal di Cina selama satu hingga tiga bulan untuk mengenal individu lelaki tertentu. Selama waktu itu, mereka juga bekerja sebagai perempuan escort.
Lelaki yang dikenal kedua wanita itu adalah mata-mata. Lelaki itu pula yang memperkenalkan Doan kepada empat pria, yang saat ini diburu para polisi terkait kasus pembunuhan Kim Jong-nam.
Masih menurut laporan tersebut, Siti dan Doan telah berlatih teknik ”spoof” berkali-kali dan mampu melaksanakan proses itu secara mahir.
Laporan juga menyebut bahwa Siti Aisyah ditugasi menggunakan saputangan untuk menutupi wajah Jong-nam sedangkan Doan menyemprotkan suntikan.
Kedua wanita telah mengklaim bahwa mereka tidak tahu bahwa hal itu akan menyebabkan kematian, karena mereka pikir itu hanya hanya adegan lelucon yang diperintahkan orang lain.
Siti mengaku baru bertemu Kim Jong-nam sekali dan baru menyadari jika korban adalah kakak tiri Kim Jong-un. Setelah aksi itu, Doan dan Siti melarikan diri dengan taksi.
Untuk adegan lelucon itu, Siti diduga dibayar USD100 oleh orang yang menyuruhnya. Uang itu telah disita polisi Malaysia dari kamar hotel tempat dia bersembunyi.
(mas)