Perpeloncoan Memalukan, Tentara Perempuan Jerman Dipaksa Telanjang
A
A
A
BERLIN - Kementerian Pertahanan Jerman dikejutkan dengan praktik perpeloncoan memalukan di korps militer, para tentara perempuan dipaksa telanjang dan menari oleh para seniornya. Sementara itu, para tentara pria senior mabuk.
Praktik perpeloncoan tak wajar itu diungkap media setempat, Der Spiegel. Kementerian Pertahanan Jerman pada hari Rabu menerbitkan laporan yang mengonfirmasi “ritual” memalukan tersebut.
Penyelidikan dari kementerian sedang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pelecehan dan praktik asusila itu terjadi.
Dalam laporannya, media Jerman mengungkap bahwa di barak Stauffer, di Pfullendorf, Jerman selatan, para tentara perempuan yang direkrut dipaksa untuk telanjang dan menari di tiang.
Dengan dalih “tes medis”, para tentara perempuan yang direkrut dipaksa menanggalkan pakaian. Para tentara pelatih kemudian melakukan pecelecehan terhadap tubuh para tentara perempuan tersebut. Sedangkan instruktur lainnya mengambil foto aksi itu dengan klaim untuk tujuan pelatihan.
Menurut kesaksian korban, beberapa tentara perempuan juga disodomi. Korban lainnya mengaku diikat dikursi dan disiram dengan selang air.
Menteri Pertahanan Jerman Ursula von der Leyen memimpin langsung investigasi atas kasus ini.”Tindakan di Pfullendorf menjijikkan dan keji,” katanya dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Deutsche Welle, Kamis (16/2/2017).
Tujuh supervisor dalam pelatihan tentara tersebu tkini telah dipindahkan ke pangkalan lain. Namun, tidak ada yang dipecat.
Politisi dari Partai Uni Demokratik Kristen, Gisela Manderla, mengkritik Leyer untuk tidak menjatuhkan hukuman yang berat terhadap pelaku perpeloncoan memalukan di barak militer.
”Anda mungkin tidak akan pernah dapat sepenuhnya menghentikan ritual perpeloncoan antara tentara,” katanya. ”Tetapi orang-orang yang melanggar hak-hak pribadi seseorang dan privasinya harus dipecat dari Bundeswehr (tentara Jerman) segera,” ujarnya.
Praktik perpeloncoan tak wajar itu diungkap media setempat, Der Spiegel. Kementerian Pertahanan Jerman pada hari Rabu menerbitkan laporan yang mengonfirmasi “ritual” memalukan tersebut.
Penyelidikan dari kementerian sedang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pelecehan dan praktik asusila itu terjadi.
Dalam laporannya, media Jerman mengungkap bahwa di barak Stauffer, di Pfullendorf, Jerman selatan, para tentara perempuan yang direkrut dipaksa untuk telanjang dan menari di tiang.
Dengan dalih “tes medis”, para tentara perempuan yang direkrut dipaksa menanggalkan pakaian. Para tentara pelatih kemudian melakukan pecelecehan terhadap tubuh para tentara perempuan tersebut. Sedangkan instruktur lainnya mengambil foto aksi itu dengan klaim untuk tujuan pelatihan.
Menurut kesaksian korban, beberapa tentara perempuan juga disodomi. Korban lainnya mengaku diikat dikursi dan disiram dengan selang air.
Menteri Pertahanan Jerman Ursula von der Leyen memimpin langsung investigasi atas kasus ini.”Tindakan di Pfullendorf menjijikkan dan keji,” katanya dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Deutsche Welle, Kamis (16/2/2017).
Tujuh supervisor dalam pelatihan tentara tersebu tkini telah dipindahkan ke pangkalan lain. Namun, tidak ada yang dipecat.
Politisi dari Partai Uni Demokratik Kristen, Gisela Manderla, mengkritik Leyer untuk tidak menjatuhkan hukuman yang berat terhadap pelaku perpeloncoan memalukan di barak militer.
”Anda mungkin tidak akan pernah dapat sepenuhnya menghentikan ritual perpeloncoan antara tentara,” katanya. ”Tetapi orang-orang yang melanggar hak-hak pribadi seseorang dan privasinya harus dipecat dari Bundeswehr (tentara Jerman) segera,” ujarnya.
(mas)