Mata-mata Wanita Korut Dilatih Merayu hingga Membunuh
A
A
A
KUALA LUMPUR - Dugaan dua agen mata-mata Korea Utara (Korut) sebagai pembunuh Kim Jong-nam, kakak tiri diktator Kim Jong-un, dengan racun di Bandara Kuala Lumpur terus diselidiki meski ada laporan kedua tersangka telah tewas pada Rabu (15/2/2017). Cerita perihal operasi kejam mata-mata wanita Pyongyang sejatinya bukan hal baru.
Rezim komunis di semenajung Korea ini terkenal mengandalkan wanita sebagai agen mata-mata untuk operasi rahasia di luar negeri.
Sebagai contoh, Kim Hyun-hee, salah satu dari banyak wanita Korut yang pernah terlibat operasi pembunuhan rahasia. Dia kini memilih tinggal di pengasingan dan mengungkapkan cerita hidupnya saat wawancara dengan media Australia, ABC News.
Hyun-hee mengaku dipersiapkan jadi agen mata-mata Korut setelah dilatih selama delapan tahun. Pelatihan itu untuk membuatnya terlibat dalam pengeboman terhadap pesawat Korean Air 858 pada tahun 1987. Serangan itu menewaskan 115 orang.
Serangan itu direncanakan untuk mencegah tim asing ambil bagian dalam Olimpiade 1988 di Seoul, Korea Selatan.
Dia baru berusia 25 tahun ketika dia dan rekan konspiratornya ditangkap di Bahrain. keduanya menggigit pil sianida untuk bunuh diri ketimbang ditangkap.
Tapi, dia akhirnya diselamatkan. Hyun-hee lantas memilih membelot dan sekarang tinggal di sebuah lokasi rahasia di Korea Selatan. Dia dikelilingi oleh pengawal karena takut dibunuh agen mata-mata Korut.
Tidak semua agen mata-mata wanita Korut dipekerjakan untuk tujuan kekerasan oleh rezim Pyongyang. Sebuah laporan pada tahun 2014 dari mantan pejabat elite Korut mengungkap bahwa para agen mata-mata wanita Pyongyang juga untuk “seed-bearing programme”, sebuah rencana rahasia bagi para agen wanita untuk merayu dengan tujuan memeras target.
Target dari rencana seperti itu pada umumnya para wartawan dan pengusaha kaya. Para agen wanita yang dilatih dalam program itu akan merayu untuk dijadikan “istri” dari target. Setelah memiliki anak, maka itu akan jadi senjata untuk melakukan pemerasan yang menguntungkan pejabat elite Korut.
Rezim komunis di semenajung Korea ini terkenal mengandalkan wanita sebagai agen mata-mata untuk operasi rahasia di luar negeri.
Sebagai contoh, Kim Hyun-hee, salah satu dari banyak wanita Korut yang pernah terlibat operasi pembunuhan rahasia. Dia kini memilih tinggal di pengasingan dan mengungkapkan cerita hidupnya saat wawancara dengan media Australia, ABC News.
Hyun-hee mengaku dipersiapkan jadi agen mata-mata Korut setelah dilatih selama delapan tahun. Pelatihan itu untuk membuatnya terlibat dalam pengeboman terhadap pesawat Korean Air 858 pada tahun 1987. Serangan itu menewaskan 115 orang.
Serangan itu direncanakan untuk mencegah tim asing ambil bagian dalam Olimpiade 1988 di Seoul, Korea Selatan.
Dia baru berusia 25 tahun ketika dia dan rekan konspiratornya ditangkap di Bahrain. keduanya menggigit pil sianida untuk bunuh diri ketimbang ditangkap.
Tapi, dia akhirnya diselamatkan. Hyun-hee lantas memilih membelot dan sekarang tinggal di sebuah lokasi rahasia di Korea Selatan. Dia dikelilingi oleh pengawal karena takut dibunuh agen mata-mata Korut.
Tidak semua agen mata-mata wanita Korut dipekerjakan untuk tujuan kekerasan oleh rezim Pyongyang. Sebuah laporan pada tahun 2014 dari mantan pejabat elite Korut mengungkap bahwa para agen mata-mata wanita Pyongyang juga untuk “seed-bearing programme”, sebuah rencana rahasia bagi para agen wanita untuk merayu dengan tujuan memeras target.
Target dari rencana seperti itu pada umumnya para wartawan dan pengusaha kaya. Para agen wanita yang dilatih dalam program itu akan merayu untuk dijadikan “istri” dari target. Setelah memiliki anak, maka itu akan jadi senjata untuk melakukan pemerasan yang menguntungkan pejabat elite Korut.
(mas)