20 Tahun Ngumpet di Rusia, Pembelot Korut Bakal di Repatriasi dan 'Eksekusi'
A
A
A
MOSKOW - Seorang pembelot Korea Utara (Korut) yang menjadi pelarian di Rusia selama hampir dua dekade dijadwalkan akan dipulangkan pada hari Jumat. Organisasi hak asasi manusia mengklaim ia akan menghadapi eksekusi.
Choe Myong-bok bekerja di sebuah kamp penebangan hutan di Siberia pada tahun 1999 tapi melarikan diri. Ia kemudian melarikan diri ke St Petersburg dan bersembunyi di kota itu sampai berhasil di tangkap oleh pihak otoritas Rusia.
Sebuah pengadilan lokal telah memutuskan bahwa Myong-bok harus dipulangkan ke negaranya sendiri seperti dikutip dari The Telegraph, Selasa (7/2/2017).
Myong-bok dijadwalkan akan kembali ke Korut pada hari Jumat, meskipun kelompok hak asasi manusia Russia Memorial berusaha agar pengadilan membatalkan putusannya dengan alasan ia akan menghadapi eksekusi. Organisasi itu juga telah mengajukan banding ke Pengadilan HAM Eropa untuk mencari perlindungan bagi Myong-bok.
"Jika dia sangat beruntung, Myong-bok akan dikirim ke kamp penjara, tetapi jauh lebih mungkin bahwa ia akan dieksekusi", kata Ken Kato, Direktur Human Rights di Asia dan anggota Koalisi Internasional untuk Hentikan Penjahat terhadap Kemanusiaan di Korea Utara.
"Ini adalah hukuman khas untuk pembelot dan berfungsi sebagai contoh untuk orang lain", katanya kepada The Telegraph. Pasalnya, jika rezim tidak melakukan apa pun, maka ribuan buruh di luar negeri akan membelot untuk mencari kehidupan yang lebih baik.
"Ini adalah sebuah rezim yang melindungi keberadaannya melalui proyeksi kekerasan, tapi saya berharap bahwa pihak berwenang di Rusia yang mengklaim sebagai tanah air dari pekerja di dunia mengakui tanggung jawabnya untuk pekerja yang satu ini dan menyelamatkan hidupnya", katanya .
Choe Myong-bok bekerja di sebuah kamp penebangan hutan di Siberia pada tahun 1999 tapi melarikan diri. Ia kemudian melarikan diri ke St Petersburg dan bersembunyi di kota itu sampai berhasil di tangkap oleh pihak otoritas Rusia.
Sebuah pengadilan lokal telah memutuskan bahwa Myong-bok harus dipulangkan ke negaranya sendiri seperti dikutip dari The Telegraph, Selasa (7/2/2017).
Myong-bok dijadwalkan akan kembali ke Korut pada hari Jumat, meskipun kelompok hak asasi manusia Russia Memorial berusaha agar pengadilan membatalkan putusannya dengan alasan ia akan menghadapi eksekusi. Organisasi itu juga telah mengajukan banding ke Pengadilan HAM Eropa untuk mencari perlindungan bagi Myong-bok.
"Jika dia sangat beruntung, Myong-bok akan dikirim ke kamp penjara, tetapi jauh lebih mungkin bahwa ia akan dieksekusi", kata Ken Kato, Direktur Human Rights di Asia dan anggota Koalisi Internasional untuk Hentikan Penjahat terhadap Kemanusiaan di Korea Utara.
"Ini adalah hukuman khas untuk pembelot dan berfungsi sebagai contoh untuk orang lain", katanya kepada The Telegraph. Pasalnya, jika rezim tidak melakukan apa pun, maka ribuan buruh di luar negeri akan membelot untuk mencari kehidupan yang lebih baik.
"Ini adalah sebuah rezim yang melindungi keberadaannya melalui proyeksi kekerasan, tapi saya berharap bahwa pihak berwenang di Rusia yang mengklaim sebagai tanah air dari pekerja di dunia mengakui tanggung jawabnya untuk pekerja yang satu ini dan menyelamatkan hidupnya", katanya .
(ian)