Dua Pertiga Jet Tempur AL AS Tak Layak Terbang
A
A
A
WASHINGTON - Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) menyatakan, sekitar dua pertiga dari jet tempur mereka saat ini sudah tidak layak terbang. AL AS menggunakan dua jenis jet tempur, yakni Super Hornet dan F-18.
Dalam sebuah laporan, AL AS menuturkan, mereka benar-benar mengalami kesulitan keuangan saat ini. Kondisi ini menyebabkan mereka jarang sekali melakukan peremajaan aramada jet tempur mereka.
Selain itu, kesulitan keuangan juga menyebabkan AL AS kesulitan untuk memulangkan prajurit serta keluarga prajurit yang saat ini berada di luar negeri untuk bertugas.
"Masalah keuangan telah menyebabkan penumpukan pesawat yang membutuhkan perbaikan, dan selama tiga tahun hampir setiap unit pesawat harus menunggu lebih lama untuk dilakukan reparasi. Ini juga berlaku untuk kapal selam, dan kapal perang lainnya," ucap AL AS.
"15 persen dari fasilitas sedang menunggu penggantian, pembongkaran atau perbaikan, dan layanan juga kesulitan mencari uang untuk memulangkan atau memindahkan pelaut dan keluarga mereka," sambungnya, sepeti dilansir Sputnik pada Selasa (7/2).
Namun, masalah keuangan ini tampaknya akan berahir dengan segera, meningat salah satu fokus utama Donald Trump adalah memperkuat militer AS. Menteri Pertahanan James Mattis juga telah merilis pernyataan pada Januari lalu, yang menegaskan pemerintah AS akan meningkatkan anggaran pertahanan.
Presiden dan saya berkomitmen untuk memperkuat Angkatan Bersenjata Amerika. Tujuan utamanya adalah untuk membangun militer yang lebih besar, lebih mampu dan lebih mematikan kekuatan bersama, didorong oleh Strategi Pertahanan Nasional yang baru," kata Mattis kala itu.
Dalam sebuah laporan, AL AS menuturkan, mereka benar-benar mengalami kesulitan keuangan saat ini. Kondisi ini menyebabkan mereka jarang sekali melakukan peremajaan aramada jet tempur mereka.
Selain itu, kesulitan keuangan juga menyebabkan AL AS kesulitan untuk memulangkan prajurit serta keluarga prajurit yang saat ini berada di luar negeri untuk bertugas.
"Masalah keuangan telah menyebabkan penumpukan pesawat yang membutuhkan perbaikan, dan selama tiga tahun hampir setiap unit pesawat harus menunggu lebih lama untuk dilakukan reparasi. Ini juga berlaku untuk kapal selam, dan kapal perang lainnya," ucap AL AS.
"15 persen dari fasilitas sedang menunggu penggantian, pembongkaran atau perbaikan, dan layanan juga kesulitan mencari uang untuk memulangkan atau memindahkan pelaut dan keluarga mereka," sambungnya, sepeti dilansir Sputnik pada Selasa (7/2).
Namun, masalah keuangan ini tampaknya akan berahir dengan segera, meningat salah satu fokus utama Donald Trump adalah memperkuat militer AS. Menteri Pertahanan James Mattis juga telah merilis pernyataan pada Januari lalu, yang menegaskan pemerintah AS akan meningkatkan anggaran pertahanan.
Presiden dan saya berkomitmen untuk memperkuat Angkatan Bersenjata Amerika. Tujuan utamanya adalah untuk membangun militer yang lebih besar, lebih mampu dan lebih mematikan kekuatan bersama, didorong oleh Strategi Pertahanan Nasional yang baru," kata Mattis kala itu.
(esn)