Aturan Obama Dicabut, Orang Dicap Sakit Mental Boleh Punya Senjata
A
A
A
WASHINGTON - Parlemen atau DPR Amerika Serikat (AS) membatalkan aturan kepemilikan senjata yang diperketat di era pemerintahan Presiden Barack Obama. Pencabutan aturan itu membuat orang-orang yang dianggap menderita sakit mental boleh memiliki senjata.
Hasil voting menyatakan, 235 : 180 suara mayoritas anggota parlemen AS mendukung pencabutan aturan era Obama soal hak memiliki senjata. Di era Obama, seseorang yang dibolehkan memiliki senjata wajib menunjukkan cacatan sehat dan mampu mengelola keuangannya yang diterbitkan pihak Administrasi Keamanan Sosial.
Ketika aturan itu diimplementasikan pemerintahan Obama, sekitar 75.000 penerima asuransi untuk penyandang “cacat” dan dinyatakan mengalami gangguan mental dinonaktifkan dari hak untuk memiliki senjata. Orang-orang yang dianggap menderita sakit mental itu termasuk penyandang skizofrenia.
Aturan era Obama itu juga membatasi kepemilikan senjata bagi warga di bawah usia 18 tahun dan yang sudah memasuki usia pensiun.
Para politiasi Partai Republik di parlemen AS kompak menentang aturan era Obama tersebut. Menurut mereka tidak adil orang-orang dengan stigma “cacat” dibatasi haknya untuk memiliki senjata.
”Ini adalah tamparan di wajah bagi mereka dalam komunitas yang dinonaktifkan karena semua orang yang menderita gangguan jiwa dengan dapat kuas (stigma) yang luas, yang sama,” kata politisi Partai Republik, Bob Goodlatte, seperti dikutip dari USA Today, Jumat (3/2/2017).
”Ini mengasumsikan bahwa hanya karena seorang individu menderita kondisi mental, individu itu tidak layak untuk menjalankan hak Amandemen Kedua (UU Kepemilikan Senjata),” imbuh dia.
Kubu Partai Demokrat juga setuju bahwa pemerintah AS tidak harus memberi stigma bagi mereka yang cacat. Sebab, dampaknya tidak hanya soal hak memiliki senjata yang dibatasi, tapi juga soal pekerjaan.
Ketua Parlemen AS, Paul Ryan, mengatakan upaya parlemen untuk memblokir lima peraturan era Obama pada akhir pekan ini adalah hanya permulaan. Menurutnya, parlemen juga telah memutuskan untuk membatalkan aturan terkait usaha pertambangan batubara, minyak, gas dan mineral.
Hasil voting menyatakan, 235 : 180 suara mayoritas anggota parlemen AS mendukung pencabutan aturan era Obama soal hak memiliki senjata. Di era Obama, seseorang yang dibolehkan memiliki senjata wajib menunjukkan cacatan sehat dan mampu mengelola keuangannya yang diterbitkan pihak Administrasi Keamanan Sosial.
Ketika aturan itu diimplementasikan pemerintahan Obama, sekitar 75.000 penerima asuransi untuk penyandang “cacat” dan dinyatakan mengalami gangguan mental dinonaktifkan dari hak untuk memiliki senjata. Orang-orang yang dianggap menderita sakit mental itu termasuk penyandang skizofrenia.
Aturan era Obama itu juga membatasi kepemilikan senjata bagi warga di bawah usia 18 tahun dan yang sudah memasuki usia pensiun.
Para politiasi Partai Republik di parlemen AS kompak menentang aturan era Obama tersebut. Menurut mereka tidak adil orang-orang dengan stigma “cacat” dibatasi haknya untuk memiliki senjata.
”Ini adalah tamparan di wajah bagi mereka dalam komunitas yang dinonaktifkan karena semua orang yang menderita gangguan jiwa dengan dapat kuas (stigma) yang luas, yang sama,” kata politisi Partai Republik, Bob Goodlatte, seperti dikutip dari USA Today, Jumat (3/2/2017).
”Ini mengasumsikan bahwa hanya karena seorang individu menderita kondisi mental, individu itu tidak layak untuk menjalankan hak Amandemen Kedua (UU Kepemilikan Senjata),” imbuh dia.
Kubu Partai Demokrat juga setuju bahwa pemerintah AS tidak harus memberi stigma bagi mereka yang cacat. Sebab, dampaknya tidak hanya soal hak memiliki senjata yang dibatasi, tapi juga soal pekerjaan.
Ketua Parlemen AS, Paul Ryan, mengatakan upaya parlemen untuk memblokir lima peraturan era Obama pada akhir pekan ini adalah hanya permulaan. Menurutnya, parlemen juga telah memutuskan untuk membatalkan aturan terkait usaha pertambangan batubara, minyak, gas dan mineral.
(mas)