Retorika Trump Dinilai Bisa Ancam Kesatuan AS
A
A
A
JAKARTA - Retorika yang dipakai oleh Presiden baru Amerika Serikat (AS) Donald Trump, baik saat berkampanye atau ketika kelak mengambil kebijakan, dinilai sejumlah kalangan bisa membahayakan kesatuan AS. Retorika itu bisa membuat kaum minoritas di AS kehilangan kepercayaan kepada negara.
Imam di Islamic Center of New York, sekaligus Direktur Jamaica Muslim Center New York, Imam Shamsi Ali menuturkan, sejauh ini memang belum terdapat perubahan yang berarti di AS. Ini dikarenakan masih belum banyaknya kebijakan yang dibuat Trump.
Meski demikian, bila mendengar apa yang kerap disampaikan Trump ketika berkampanye atau paska menang dalam pemilu, membuat warga minoritas, termasuk Muslim di AS khawatir. Ali bahkan menilai, kaum minoritas mulai kehilangan kepercayaan kepada negara.
"Saya kira perbandingan belum begitu terlihat, ya karena Trump baru saja dilantik. Kita akan melihat nanti kebijakan-kebijakan yang diambil Trump," ucap pria yang sudah 20 tahun tinggal di AS tersebut.
"Tapi, yang perlu saya garisbawahi adalah dampak terpilihnya Trump, retorika politiknya ini, adalah menghilangnya kepercayaan Muslim terhadap amerika. Nah, ini menjadi kewajiban kami untuk mengingatkan kepada umat Muslim, meski Presidennya terus berganti, Amerika tetaplah Amerika," ucapnya pada Rabu (25/1).
Dia menegasan, dalam konstitusi AS sudah disebutkan setiap orang memiliki kebebasan untuk memeluk dan menjalankan ibadah berdasarkan agama yang mereka percaya. Ali Shamsi percaya, konstitusi ini tidak akan dikorbankan hanya karena Trump dan itu pula yang akan dia ingatkan kepada Muslim di AS.
Saat ini, sejumlah janji ketika kampanye sudah mulai direalisasikan Trump. Ali mengaku sudah membaca mengenai keputusan Trump untuk membatasi migran ke AS, yang tidak lain adalah salah satu janji kampanye Trump.
"Mungkin ini menjadi suatu kekahawatiran bagi teman-teman di Amerika, karena memang salah satu hal yg disampaikan Trump saat kampanye adalah itu. Dan, ternyata memang ada tanda-tanda ia akan mengimplementasikan, jangan-jangan semua hal yang disampaikan saat kampanye, akan diimplementasikan," ucap Ali.
"Jika hal itu terjadi, saya kira itu akan menginjak-injak konstitusi Amerika sendiri dan konstitusi Amerika itu menjamin kebebasan hak-hak beragama, menjamin kebebasan beragama, jadi kita akan lihat beberapa hari ke depan kebijakan-kebijakan beragama yang akan diambil Donald Trump," sambungnya.
Imam di Islamic Center of New York, sekaligus Direktur Jamaica Muslim Center New York, Imam Shamsi Ali menuturkan, sejauh ini memang belum terdapat perubahan yang berarti di AS. Ini dikarenakan masih belum banyaknya kebijakan yang dibuat Trump.
Meski demikian, bila mendengar apa yang kerap disampaikan Trump ketika berkampanye atau paska menang dalam pemilu, membuat warga minoritas, termasuk Muslim di AS khawatir. Ali bahkan menilai, kaum minoritas mulai kehilangan kepercayaan kepada negara.
"Saya kira perbandingan belum begitu terlihat, ya karena Trump baru saja dilantik. Kita akan melihat nanti kebijakan-kebijakan yang diambil Trump," ucap pria yang sudah 20 tahun tinggal di AS tersebut.
"Tapi, yang perlu saya garisbawahi adalah dampak terpilihnya Trump, retorika politiknya ini, adalah menghilangnya kepercayaan Muslim terhadap amerika. Nah, ini menjadi kewajiban kami untuk mengingatkan kepada umat Muslim, meski Presidennya terus berganti, Amerika tetaplah Amerika," ucapnya pada Rabu (25/1).
Dia menegasan, dalam konstitusi AS sudah disebutkan setiap orang memiliki kebebasan untuk memeluk dan menjalankan ibadah berdasarkan agama yang mereka percaya. Ali Shamsi percaya, konstitusi ini tidak akan dikorbankan hanya karena Trump dan itu pula yang akan dia ingatkan kepada Muslim di AS.
Saat ini, sejumlah janji ketika kampanye sudah mulai direalisasikan Trump. Ali mengaku sudah membaca mengenai keputusan Trump untuk membatasi migran ke AS, yang tidak lain adalah salah satu janji kampanye Trump.
"Mungkin ini menjadi suatu kekahawatiran bagi teman-teman di Amerika, karena memang salah satu hal yg disampaikan Trump saat kampanye adalah itu. Dan, ternyata memang ada tanda-tanda ia akan mengimplementasikan, jangan-jangan semua hal yang disampaikan saat kampanye, akan diimplementasikan," ucap Ali.
"Jika hal itu terjadi, saya kira itu akan menginjak-injak konstitusi Amerika sendiri dan konstitusi Amerika itu menjamin kebebasan hak-hak beragama, menjamin kebebasan beragama, jadi kita akan lihat beberapa hari ke depan kebijakan-kebijakan beragama yang akan diambil Donald Trump," sambungnya.
(esn)