Trump Dilantik, Aksi Protes Berujung Kekerasan Pecah di AS
A
A
A
WASHINGTON - Ribuan orang turun ke jalan untuk berunjuk rasa menentang pelantikan Donald Trump sebagai Presiden ke-45 Amerika Serikat (AS). Aksi protes yang berubah menjadi kekerasan dan perusakan ini terjadi di sejumlah wilayah AS.
Seperti dikutip dari Daily Mail, Sabtu (21/1/2017), ribuan orang turun ke jalan di Washington. Aksi protes itu pun berubah menjadi kekerasan dan perusakan ketika aktivis berpakaian hitam bentrok dengan polisi. Peristiwa ini terjadi hanya beberapa blok dari Gedung Putih. Lebih dari 200 orang ditangkap dan enam polisi terluka dalam bentrokan itu.
Sementara itu, setidaknya 11 orang ditangkap di San Francisco saat aksi menentang pelatikan Donald Trump. Ribuan pengunjuk rasa mengenakan mantel berwarna ungu membentuk rantai manusia di sepanjang jembatan Golden Gate. Demonstran lainnya memblokir pintu masuk ke gedung pencakar langit milik Trump dan merantai dirinya ke bangunan Wells Fargo.
Di Portland, puluhan ribu orang berkumpul dimana beberapa pengunjuk rasa membakar bendera AS di Pioneer Courthouse Square sebelum turun ke jalan untuk berbaris.
Polisi menutup jalan-jalan di Portland karena mereka terpaksa menggunakan granat kilat dan gas air mata untuk memindahkan demonstran. Sebelumnya, pihak berwenang telah menyatakan bahwa demonstran di Portland mempersenjatai diri dengan tongkat dan melemparkan cairan yang tidak diketahui pada petugas.
Sedangkan di Seatle seorang pria terpaksa ditembak dalam sebuah aksi protes di University of Washington. Penembakan itu terjadi di luar sebuah acara dengan pembicara kontroversial dari redaksi media Brietbart Milo Yiannopoulos tepat demonstran anti-Trump berdemonstrasi.
Polisi mengatakan demonstran telah melemparkan batu dan kembang api kepada petugas.
Ribuan demonstran juga memaksa penutupan jalan-jalan di Chicago saat pembenci Trump terus melakukan aksi protes hingga malam. Jendela sebuah bank di Michigan Avenue hancur oleh pengunjuk rasa dan polisi menangkap sedikitnya enam orang.
Seperti dikutip dari Daily Mail, Sabtu (21/1/2017), ribuan orang turun ke jalan di Washington. Aksi protes itu pun berubah menjadi kekerasan dan perusakan ketika aktivis berpakaian hitam bentrok dengan polisi. Peristiwa ini terjadi hanya beberapa blok dari Gedung Putih. Lebih dari 200 orang ditangkap dan enam polisi terluka dalam bentrokan itu.
Sementara itu, setidaknya 11 orang ditangkap di San Francisco saat aksi menentang pelatikan Donald Trump. Ribuan pengunjuk rasa mengenakan mantel berwarna ungu membentuk rantai manusia di sepanjang jembatan Golden Gate. Demonstran lainnya memblokir pintu masuk ke gedung pencakar langit milik Trump dan merantai dirinya ke bangunan Wells Fargo.
Di Portland, puluhan ribu orang berkumpul dimana beberapa pengunjuk rasa membakar bendera AS di Pioneer Courthouse Square sebelum turun ke jalan untuk berbaris.
Polisi menutup jalan-jalan di Portland karena mereka terpaksa menggunakan granat kilat dan gas air mata untuk memindahkan demonstran. Sebelumnya, pihak berwenang telah menyatakan bahwa demonstran di Portland mempersenjatai diri dengan tongkat dan melemparkan cairan yang tidak diketahui pada petugas.
Sedangkan di Seatle seorang pria terpaksa ditembak dalam sebuah aksi protes di University of Washington. Penembakan itu terjadi di luar sebuah acara dengan pembicara kontroversial dari redaksi media Brietbart Milo Yiannopoulos tepat demonstran anti-Trump berdemonstrasi.
Polisi mengatakan demonstran telah melemparkan batu dan kembang api kepada petugas.
Ribuan demonstran juga memaksa penutupan jalan-jalan di Chicago saat pembenci Trump terus melakukan aksi protes hingga malam. Jendela sebuah bank di Michigan Avenue hancur oleh pengunjuk rasa dan polisi menangkap sedikitnya enam orang.
(ian)