Rusia Sebut Inggris, Jerman, Prancis Ikut Campur dalam Pemilu AS
A
A
A
MOSKOW - Pemimpin dan pejabat tinggi dari Inggris, Jerman, dan Prancis terlalu ikut campur dalam urusan internal Amerika Serikat (AS). Ketiga negara itu berkampanye untuk Hillary Clinton dan secara terbuka mengutuk Donald Trump. Begitu pernyataan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov.
Lavrov mengatakan Moskow lelah dengan tuduhan ikut campur dalam pemilu AS. Lavrov bahkan mengatakan sekarang saatnya untuk mengakui fakta bahwa itu adalah sebaliknya.
"Sekutu AS telah terlalu ikut campur dalam urusan internal Amerika, dalam kampanye pemilu," kata Lavrov dalam konferensi pers setelah pertemuan dengan koleganya dari Austria Sebastian Kurz seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (19/1/2017).
"Kami melihat bahwa Angela Merkel, Francois Hollande, Theresa May, dan para pemimpin Eropa lainnya melakukannya," imbuhnya. Ia menambahkan bahwa perwakilan resmi dari beberapa negara Eropa tidak berbasa-basi, dan pada dasarnya mengutuk Donald Trump selama kampanye pemilu.
Di sisi lain, pemerintah Rusia telah menyatakan kesediaannya untuk bekerja sama dengan AS di bawah Donald Trump. "Trump mengatakan bahwa dorongan kepentingan nasional AS akan membuka kesempatan bekerja sama dengan Rusia, akan bodoh untuk tidak melakukan itu," kata Lavrov.
"Pendekatan kami adalah sama: di mana kepentingan kita sama, kita harus dan siap untuk bekerja sama dengan AS serta Uni Eropa dan NATO," tegasnya.
Lavrov mengatakan Moskow lelah dengan tuduhan ikut campur dalam pemilu AS. Lavrov bahkan mengatakan sekarang saatnya untuk mengakui fakta bahwa itu adalah sebaliknya.
"Sekutu AS telah terlalu ikut campur dalam urusan internal Amerika, dalam kampanye pemilu," kata Lavrov dalam konferensi pers setelah pertemuan dengan koleganya dari Austria Sebastian Kurz seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (19/1/2017).
"Kami melihat bahwa Angela Merkel, Francois Hollande, Theresa May, dan para pemimpin Eropa lainnya melakukannya," imbuhnya. Ia menambahkan bahwa perwakilan resmi dari beberapa negara Eropa tidak berbasa-basi, dan pada dasarnya mengutuk Donald Trump selama kampanye pemilu.
Di sisi lain, pemerintah Rusia telah menyatakan kesediaannya untuk bekerja sama dengan AS di bawah Donald Trump. "Trump mengatakan bahwa dorongan kepentingan nasional AS akan membuka kesempatan bekerja sama dengan Rusia, akan bodoh untuk tidak melakukan itu," kata Lavrov.
"Pendekatan kami adalah sama: di mana kepentingan kita sama, kita harus dan siap untuk bekerja sama dengan AS serta Uni Eropa dan NATO," tegasnya.
(ian)